1.1 Latar Belakang
Kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ) sudah tersebar luas penanamannya di Indonesia, walaupun tanaman ini bukan tanaman asli Indonesia. Kacang tanah berasal dari Amerika selatan (Brazil). Tanaman kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1521 – 1529 (AAK, 1989).
Kacang tanah merupakan sumber lemak nabati yang cukup penting dalam pola menu makanan di masyarakat Indonesia. Di antara kacang-kacangan lainnya menepati urutan kedua setelah Kedelai. Sebagai bahan pangan yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40-50%), protein (275%), karbohidrat (20%), serta Vitamin (A,B,C,D,E, Dan K). Di samping itu juga mengandung bahan-bahan mineral, antara lain : Ca, Cl, Fe, Mg, P, K, Dan S (Suprapto, 2004)
Dewasa ini kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat, karena peningkatan jumlah penduduk, kecendrungan masyarakat untuk mengkonsumsi lemak nabati, dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya gizi dan naiknya pendapatan masyarakat rata-rata per kapita. pada saat sekarang ini. Produksi kacang tanah belum mencukupi permintaan pasar, sehingga peluang kacang tanah cukup besar untuk meningkatkan produksi kacang tanah. Banyak teknologi yang dapat diterapkan, salah satunya adalah dengan menggunakan bokashi kotoran ayam dan kapur untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
Bokashi kotoran ayam merupakan pupuk lengkap, yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Kandungan unsur hara bokashi kotoran ayam adalah Nitrogen ( N ) sebesar 1.0 %, Posfor ( P ) 0,8 %, Kalium ( K ) 0,4 % dan air 55 %. serta mengandung Ca, Mg, dan sejumlah unsur mikro lainnya seperti Fe, Cu, Mn, Zn, B, Cl, dan Mo, yang berfungsi sebagai bahan makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman ( Lingga, 1995 )
Bokashi merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dan efektif mikroorganisme EM-4 yang merupakan campuran dari berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM-4 mengandung Lactobacillus, ragi, bakteri fotosintetik ( Actinomycetes ) dan jamur pengurai selulosa untuk menfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar ( Susanto, 2002 )
Menurut Agustamar (1996), kapur mempunyai pengaruh terhadap produksi tanaman, diantaranya sebagai sumber Ca dan Mg dan memperbaiki sifat dan ciri tanah. Soepardi dalam Agustamar (1996) menyatakan bahwa pemberian kapur dapat mengubah suasana fisiologis yang baik bagi pertumbuhan kacang-kacangan yang tidak menyukai keadaan masam. Keuntungan yang didapat dari penggunaan kapur antara lain pengaruh langsung dari Ca dan Mg sebagai hara, meningkatkan ketersediaan unsur hara, menetralisir senyawa beracun dan berpengaruh baik untuk kegiatan jasad renik serta menekan penyakit tanaman, kapur juga digunakan untuk kebernasan polong.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini adalah :
1. Memberi kesempatan untuk membangun jiwa kewirausahaan mahasiswa melalui perencanaan suatu usaha budidaya kacang tanah dan mengaplikasikannya.
2. Melatih kreatifitas dalam melakukan suatu usaha atau kegiatan.
3. Mempraktekkan budidaya kacang tanah secara mandiri di lapangan dengan teknologi pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian.
4. Melakukan analisa usaha kacang tanah dengan menggunakan pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
II. LANDASAN USAHA
A. Aspek Pasar
1. Potensi Permintaan
Kebutuhan kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota ini semakin lama semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, selain itu dengan semakin berkembangnya industri pengolahan kacang tanah, sehingga permintaan atas kacang tanah juga meningkat.
Pada Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Limapuluh Kota dapat dilihat tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2005-2009
Tahun | Jumlah penduduk (jiwa) | Peningkatan jumlah penduduk (%) |
2005 | 327.652 | - |
2006 | 330.536 | 0.88 |
2007 | 331.674 | 0.34 |
2008 | 333.929 | 0.68 |
2009 | 336.067 | 0.64 |
Jumlah | 1.659.858 | 2.54 |
Rarata | 331971,6 | 0.64 |
Sumber : BPS Limapuluh Kota (2009)
Berdasarkan jumlah penduduk di atas, dapat dilihat bahwasannya peningkatan rerata jumlah penduduk sebesar 0,64 % per tahun.
Tabel 2. Konsumsi kacang tanah per kapita pertahun
Tahun | Kebutuhan (kg/tahun) |
2006 | 0.68 |
2007 | 1.20 |
2008 | 0.78 |
Rerata | 0.89 |
Sumber : Biro Pusat Statistik (2010)
Besarnya konsumsi kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik nasional sebesar 0.89 kg/tahun untuk perkapita. Berdasarkan konsumsi kacang tanah per tahun, dan dari jumlah penduduk, dapat diproyeksikan kebutuhan kacang tanah pada tahun 2011-2015 di Kabupaten Limapuluh Kota sebagai berikut :
Tabel 3. Proyeksi permintaan kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2011-2015
Tahun | Proyeksi jumlah penduduk (jiwa) | Rata-rata konsumsi (kg/jiwa/tahun) | Proyeksi permintaan (ton/tahun) |
2011 | 340.382 | 0.89 | 302.939 |
2012 | 342.560 | 0.89 | 304.878 |
2013 | 344.752 | 0.89 | 306.829 |
2014 | 346.958 | 0.89 | 308.792 |
2015 | 349.178 | 0.89 | 310.768 |
Sumber : Hasil Olahan Data BPS
2. Potensi penawaran
Untuk memperkirakan penawaran kacang tanah perlu diketahui jumlah produksi di suatu daerah yang dapat mengisi kebutuhan konsumen terhadap komoditi tersebut.
Tabel 4. Peningkatan penawaran (produksi) kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2005 -2009
Tahun | Produksi (kg) | Peningkatan produksi (%) |
2005 | 305,26 | - |
2006 | 283,16 | -7.24 |
2007 | 319,60 | 38.30 |
2008 | 216,50 | -44.71 |
2009 | 231,75 | 7.04 |
Total | 1356,3 | -6.61 |
Rerata | 271,26 | -1.65 |
Sumber data: BPS Kabupaten Limapuluh Kota
Berdasarkan rata-rata peningkatan (penawaran) produksi kacang tanah, maka dapat diproyeksikan jumlah produksi kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota pada tahun 2011-2015. Hasil rata-rata dari peningkatan produksi diambil angka mutlak karena tidak mungkin habis permintaan konsumen terhadap kacang tanah.
Tabel 5. Proyeksi penawaran kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2009-2015
Tahun | Pertumbuhan produksi(%) | Proyeksi penawaran (ton/tahun) |
2011 | 1.65 | 239.46 |
2012 | 1.65 | 243.41 |
2013 | 1.65 | 247.43 |
2014 | 1.65 | 251.51 |
2015 | 1.65 | 255.66 |
Sumber : Hasil Olahan Data BPS Kabupaten Limapuluh Kota (2009)
3. Proyeksi peluang Pasar
Peluang pasar yang dimaksud adalah selisih antara permintaan dengan penawaran. Berdasarkan proyeksi permintaan dan penawaran kacang tanah dapat di buat proyeksi peluang pasar di Kabupaten Limapuluh Kota.
Tabel 6. Proyeksi peluang pasar kacang tanah Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2011-2015
Tahun | Proyeksi Permintaan (ton/tahun) | Proyeksi Penawaran (ton/tahun) | Proyeksi peluang pasar (ton/tahun) |
2011 | 302.94 | 239.46 | 63.48 |
2012 | 304.88 | 243.41 | 61.47 |
2013 | 306.83 | 247.43 | 59.40 |
2014 | 308.79 | 251.51 | 57.28 |
2015 | 310.77 | 255.66 | 55.11 |
4. Rencana Penjualan dan Strategi pemasaran
Kacang tanah dijual ke pedagang pengumpul lansung dilokasi usaha. Untuk strategi pemasaran dilakukan pemisahan polong yang bernas dan tidak bernas. Supaya harga jual tinggi.
B. Aspek Komoditi Dan Lingkungan
1. Karakteristik Komoditi
Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L. ) merupakan sejenis spesies kacang-kacangan dari famili Leguminosea yang berasal dari Amerika Selatan. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika yang tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Taksonomi tumbuh-tumbuhan kacang tanah dapat diklasifikasikan seperti berikut ini :
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminosea
Genus : Arachis
Species : Arachis hypogaea L. ( Suprapto,2004)
Kacang tanah secara garis besar dibedakan menjadi dua tipe yaitu : tipe tegak ( bunch type ) dan type menjalar (runner type). Namun umumnya petani hanya suka menanam yang tipe tegak karena umurnya lebih pendek dan lebih cepat panen.
Morfologi kacang tanah adalah terdiri dari daun, batang, bunga, buah, biji, dan akar. Kacang tanah berdaun majemuk besirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun berfungsi mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Daun mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan dan dimulai dari bagian bawah. Selain berhubungan dengan umur, gugur daun ada hubungannya dengan faktor penyakit.
Kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-5 minggu. Bunga keluar pada ketiak daun dan bentuk bunganya seperti kupu-kupu. setiap bunga seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih, ini bukan tangkai bunga melainkan tabung kelopak. Mahkota bunganya (corolla) kuning. Bendera dari mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya. Umur bunga hanya satu hari, mekar dipagi hari dan layu pada sore hari. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri (self pollinaton) pada malam hari. Dari semua bunga yang tumbuh, hanya 70%-75% yg membentuk bakal polong (ginofora). Ujung tangkai bunga akan berubah bentuk menjadi bakal polong., tumbuh membengkok kebawah, memanjang, dan masuk kedalam tanah.
Buah atau polong kacang tanah terbentuk setelah terjadi pembuahan dan kemudian bakal buah tumbuh memanjang yang disebut ginifora yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Ujung ginifora yang tumbuh meruncing mengarah keatas, kemudian ginofora tersebut mengarah kebawah dan masuk kedalam tanah. Setelah membentuk polong pertumbuhan ginifora akan terhenti, dan panjang ginofora dapat mencapai 18 cm.
Perakaran tanaman kacang tanah terdiri atas akar lembaga (radicula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis), pertumbuhan akar menyebar ke semua arah sedalam lebih kurang 30 cm dari permukaan tanah. Akar berfungsi sebagai organ penghisap unsur hara dan air untuk pertumbuhan tanaman
Akar ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar yang permanen /tetap.bila menjadi akar tetap akar akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan. Tanaman kacang tanah tidak dapat menambah (mengambil) nitrogen bebas (N2) dari udara tanpa bakteri rhizobium. sebaliknya, bakteri rhizobium tidak dapat mengikat nitrogen tanpa bantuan tanaman kacang tanah. Pada bitil-bintil akar terdapat unsur nitrogen yang berguna untuk pertumbuhan tanaman dan ketersediaan unsur N dalam tanah.
Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku, dengan tipe pertumbuhan tegak atau mendatar. Pada mulanya batang tumbuh tunggal. Namun, lambat-laun bercabang banyak seolah-olah merumpun. Panjang batang berkisar antara 30cm-50 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan kesuburan tanah. Ruas-ruas batang yang berada di atas permukaan tanah merupakan tempat tumbuh tangkai daun.
Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus, kulit biji tipis berwarna putih, merah, dan ungu. Inti biji (nucleus seminis) terdiri atas lembaga (embrio), dan putih telur (albumen). Ukuran biji kacang tanah bervariasi, mulai dari kecil sampai besar.
2. Faktor Klimatik
Di daerah yang memiliki musim kemarau panjang, kacang tanah memerlukan pengairan,terutama pada fase perkecambahan, pembuahan, dan pengisian polong. Sementara itu, di daerah yang curah hujannya tinggi, penyerapan hara dari dalam, panen dan pengolahan hasi panen merupakan masalah. Curah hujan waktu tanam selama dua bulan pertama yang baik sekitar 150-250 mm/bulan dan suhu udara antara 25-30o C
A.Suhu
Suhu harian kacang tanah antara 25-350C, bila kurang dari 200C pertumbuhan akan lamban umur lebih lama dan hasil akan berkurang disertai dengan penurunan kadar minyak. Suhu diatas yang diatas sesuai dengan daerah Tanjung Pati, kemungkinan kacang tanah dapat tumbuh baik dan menghasilkan produksi yang optimal.Dari hasil survey pada stasiun Klimatologi Tanjung Pati bahwa kawasan Lima Puluh Kota suhu hariannya antara 23-330C (Stasiun Klimatologi Tanjung Pati, kabupaten Lima Puluh Kota).
B.Curah Hujan
Selama priode pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah memerlukan curah hujan sebanyak 300-500 mm terutama pada awal pertumbuhan, perkembangan ginofor dan pengisian polong.Bila suasana pada priode itu tidak mencukupi airnya maka mengakibatkan hasil panen menurun ( Agustamar,1996).
C. Kelembaban Udara
Tanaman kacang tanah memerlukan sinar matahari penuh yaitu 100%, bila terkena naungan tidak lebih dari 30 %, dan apabila naungan yang menghalangi sinar matahari lebih dari 30% maka tanaman akan tumbuh memanjang, batang lemah, bunga dan polong sedikit dengan demikian dapat mengurangi hasil ( Agustamar, 1996)
Kelembaban udara yang tinggi ( lebih dari 80%) kurang menguntungkan bagi pertumbuhan kacang tanah, karena akan memberikan lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan penyakit terutama penyakit bercak daun dan karat daun, sebaiknya kelembaban udara tidak lebih dari 80 %. Pada tanah yang lembab juga akan menghambat pertumbuhan tanaman disamping mendorong perkembangan cendawan pembusuk akar (Agustamar,1996). Sedangkan kelembaban di Tanjung Pati adalah 60-80%, di mana pada keadaan demikian cocok untuk pertumbuhan kacang tanah.
3. Faktor Edafik
Untuk mendapatkan hasil yang baik dan pertumbuhan yang tinggi kacang tanah memerlukan tanah yang subur, gembur, dan kaya bahan organik. Agustamar (1996) mengemukakan bahwa kacang tanah membutuhkan tanah yang berstruktur lempung berpasir dan lempung berdebu.
Kacang tanah akan tumbuh baik bila ditanam di lahan yang ringan, miring yang cukup mengandung unsur hara (Ca, N, P Dan K). Tanaman ini menghendaki tanah yang gembur agar perkembangan perakarannya berjalan dengan baik, ginofornya mudah masuk ke dalam tanah untuk pembentukan polong serta pemanenannya mudah dilakukan. Kacang tanah sebaiknya ditanam pada pH antara 5,6 - 6,3. Pada tanah yang sangat masam, efisiensi pengikatan N dari udara oleh bakteri mulai berkurang. Sementara itu, pada tanah yang terlalu basa, unsur haranya kurang tersedia. Pada tanah yang berat, kacang tanah dapat tumbuh dengan baik asalkan struktur tanah dan drainase tanahnya baik (Marzuki, 2007)
4. Faktor Biotik
Penanaman kacang tanah dapat dilakukan di lahan tegalan atau lahan bekas sawah. Pada tanah yang sering di tanam kacang tanah,terdapat bakteri Rhizobium. Bakteri ini merupakan mikroorganisme yang hidup bersimbiosis dengan tanaman kacang tanah melalui bintil akar.Bakteri ini memperoleh makanan dari tanaman kacang tanah,sedangkan kacang tanah akan memperoleh N di udara dari hasil fiksasi yang dilakukan oleh bakteri Rhizobium.
Dalam budidaya tidak akan terlepas dari permasalahan gulma. Dalam pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri ini di kebun Politeknik Pertanian Universitas Andalas banyak terdapat gulma seperti tumbuhan berdaun lebar (Amaranthus spinosus ) dan gulma dari jenis teki-tekian (Cyperus alphan). Selain gulma, faktor biotik lainnya adalah terdapat tikus yang berperan sebagai hama ataupun yang bukan hama.
Hama yang mengganggu tanaman kacang tanah antara lain: Kutu daun ( Aphis craccivera), Ulat tanah (Agrotis ipsilon), Wereng (Empoasca sp), . Thrips (Thrips spp), Tungau (Tetranychus spp), Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata), dan Ulat gerayak (Spod penyakit Aoptera litura). Selain itu tanaman kacang tanah juga bisa terserang berbagai pathogen antara lain: Bercak daun, karat daun, layu bakteri, dan bercak Sclerotium.
5. Faktor Ekonomi
Kacang tanah memiliki peluang yang besar, karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kacang tanah termasuk salah satu bahan pangan dan industri. Kacang tanah dapat dikonsumsi sebagai sayur atau makanan ringan yang digoreng atau di rebus. Sebagai bahan baku industri dibuat keju, sabun, dan minyak. Produksi pertama kacang tanah berupa biji yang berasal dari polong dari kacang tanah tersebut. . Produksi sampingan berupa batang, daun, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak dan pupuk kompos atau pupuk organik.
6. Faktor Sosial
Kacang tanah merupakan salah satu tanaman yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia maupun hewan. Untuk itu pemintaan akan kacang tanah semakin meningkat dan para petani akan meningkatkan produksi dan hasil kacang tanah, sehingga akan memperluas lapangan kerja dan adanya kesempatan untuk berusaha. Kacang tanah dapat meningkatkan gizi masyarakat karena tanaman ini memiliki kandungan lemak dan protein.
7. Faktor Budaya
Untuk pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri pada pengelolaan awal tanah dilakukan oleh tanaga kerja yang ada di Politani dengan upah yang telah disepakati selain itu di sekitar lokasi banyak tenaga kerja sehingga mudah dalam pelaksanaan, setelah itu pekerjaan dilakukan oleh mahasiswa sendiri dan secara arisan dengan mahasiswa lain.
8.Kebijakan Umum
Kebijakan umum merupakan kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga pasar, sehingga tidak terjadi perselisihan harga yang sangat jauh, dalam pelaksanaan PUM ini tidak ada peraturan atau kebijakan pemerintah bahkan dapat memenuhi permintaan masyarakat akan komoditi yang akan dibudidayakan.
Sesuai dengan visi dan misi PEMDA kabupaten Lima Puluh Kota yang sangat mencanangkan pertanian organik, serta bebas dari asap sisa dari tanaman. Undang-undang RI No. 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan Perjanjian SDGTPP Agar keanekaragaman hayati Indonesia tetap menjadi sumber dan penunjang kehidupan rakyat Indonesia untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang serta kehidupan makhluk lainnya, maka wajib dijaga, dilestarikan, dan dioptimalkan pemanfaatannya. Melalui UU No. 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (Perjanjian mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman untuk Pangan dan Pertanian/SDGTPP), Pemerintah Indonesia berusaha melindungi keanekaragaman hayatinya, khususnya sumber daya genetik. Undang-undang tersebut disahkan oleh Pemerintah Indonesia dengan persetujuan bersama DPR pada 20 maret 2006 yang lalu. Perjanjian mengenai SDGTPP ini sendiri telah di resmikan dan disahkan oleh FAO pada tanggal 3 November 2001 di Roma, Italia dan mulai berlaku sejak tanggal 29 Juni 2004.
C. Teknologi Produksi
1. Bokashi Kotoran Ayam
Bokashi yang berasal dari pupuk kandang ayam mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dapat meningkatkan hara dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, tata udara tanah, daya mengikat air dan porositas tanah.
Ketersediaan hara dalam tanah, struktur tanah, dan tata udara tanah yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara. Perkembangan sistem perakaran yang baik sangat menentukan pertumbuhan vegetatif tanaman yang pada akhirnya menentukan pula fase reproduktif dan hasil tanaman. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan menunjang fase generatif yang baik pula.
Semakin banyak bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah mengakibatkan penurunan Bulk Density ( kepadatan tanah ) yang berarti semakin banyak terdapat ruang pori tanah dan perakaran tanaman akan tumbuh lebih baik. Selain dari itu, dengan meningkatnya peranan biologi tanah akan meningkatkan pula proses penguraian bahan organik tanah menjadi hara yang tersedia bagi tanaman ( Sarif, 1998). Tanah yang berstuktur baik, dengan kata lain tanah yang banyak mengandung mikroorganisme dan dapat menunjang pertumbuhan akar menembus tanah melalui pori – pori tanah sehingga dapat menyerap air dan unsur hara terlarut ( Lingga, 1995 )
Menurut Hinga (1997), bokashi pupuk kandang ayam yang diberikan mengandung EM4 yang dapaat memfermentasikan bahan organik sehingga menghasilkan senyawa yang dapat diserap langsung oleh akar tanaman. Kombinasi perlakuan EM4 dan bahan organik akan mempercepat perkembangan populasi bahan organik di dalam tanah dan juga meningkatkan efektifitasnya sehingga bahan organik didalam tanah yang difermentasi oleh EM4 menghasilkan senyawa – senyawa organik yang dapat diserap lansung oleh perakaran tanaman melalui proses difusi yang mengikat ion – ion dalam kondisi stabil untuk diserap oleh akar dan dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu EM4 juga mengandung bakteri fotosintetik yang mampu meningkatkan sel aktif dan perkembangan akar, sehingga penyerapan hara semakin meningkat serta mendukung pertumbuhan dan hasil secara optimal.
Bakteri fotosintetik dapat mengikat nitrogen dari udara bebas, meningkatkan kandungan klorofil daun dan laju fotosintesis, dengan demikian tersedianya unsur hara yang cukup dalam tanah. Membaiknya sifat fisik tanah dan meningkatkan aktifitas biologi tanah akan mengakibatkan pertumbuhan dan hasil tanaman ( Hinga dan James,1997 ). Adisarwanto (2000),menyatakan bahwa tanah yang baik untuk tanaman kacang tanah adalah berstruktur remah berpasir, ini akan meningkatkan keberhasilan perkecambahan benih dan ginofora akan lebih muda melakukan penetrasi untuk masuk ke dalam tanah sehingga polong menjadi lebih mudah terbentuk dan mudah dicabut pada saat panen dilakukan.
Sarif (1998), menyatakan bahwa unsur hara yang kurang tersedia dapat menurunkan laju pertumbuhan dan hasil tanaman. Kurangnya bahan organik dalam tanah yang mengakibatkan meningkatnya Bulk Density, sehingga perkembangan akar akan terhambat dengan kurangnya pori – pori tanah yang terbentuk dan secara langsung menganggu pertumbuhan dan hasil. meningkatnya Bulk Density tanah akan menyebabkan ginofora kacang tanah mengalami kesulitan menembus tanah untuk proses pembentukan polong sehingga buah atau polong yang terbentuk akan sedikitdan ada kemungkinan polong banyak yang tertinggal dalam tanah saat pemanenan kacang tanah tersebut karena tanah yang padat.
Hingga (1997), menyatakan bahwa tanah yang berstuktur baik , dengan kata lain tanah yang banyak mengandung mikroorganisme dan kepadatan tanah yang kurang dapat menunjang pertumbuhan akar menembus tanah melalui pori – pori tanah sehingga dapat menyerap air dan unsur hara yang terlarut.
2. Kapur Pertanian
Menurut Agustamar (1996), kapur mempunyai pengaruh terhadap produksi tanaman, diantaranya sebagai sumber Ca dan Mg dan memperbaiki sifat dan ciri tanah. Soepardi dalam Agustamar (1996) menyatakan bahwa pemberian kapur dapat mengubah suasana fisiologis yang baik bagi pertumbuhan kacang-kacangan yang tidak menyukai keadaan masam. Keuntungan yang didapat dari penggunaan kapur antara lain pengaruh langsung dari Ca dan Mg sebagai hara, meningkatkan ketersediaan unsur hara, menetralisir senyawa beracun dan berpengaruh baik untuk kegiatan jasad renik serta menekan penyakit tanaman. Kapur juga berguna meningkatakan kebernasan polong.
III. PELAKSANAAN PROYEK
A. Waktu dan Tempat
Proyek Usaha Mandiri ini dilaksanakan mulai bulan September 2011 sampai Januari 2012, yang bertempat dikebun percobaan Politeknik Pertanain Pertanian Negeri Payakumbuh.
B. Bahan dan Alat
Bahan - bahan yang digunakan dalam proyek usaha mandiri adalah : benih kacang tanah, pupuk urea, SP36, KCl dan kapur pertanian, pupuk kandang kotoran ayam, EM-4, dedak, sekam, gula. Sedangkan alat yang digunakan adalah : cangkul, garu, koret, meteran, ember, gembor.
C. Tahap Kegiatan
1. Pembuatan Bokashi Kotoran Ayam
Bahan - bahan yang digunakan dalam pembuatan bokashi kotoran ayam untuk 120 kg bokashi adalah: Pupuk kandang : 72 Kg, Dedak : 12 Kg,Sekam : 36 Kg, gula: 1 ons, EM4 : 120 ml, Air 12 liter
Cara PembuatannyaBokashi Kotoran Ayam:
1) Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air
2) Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata yang beralaskan plastik hitam
3) Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)
4) Kemudian ditutup dengan plastik hitam selama 5 hari
5) Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
6) Kemudian tutup kembali dengan plastik hitam tersebut
7) Setelah 5 hari pupuk bokashi siap digunakan.
2. Persiapan Lahan
Adapun tahap-tahap kegiatannya adalah sebagai berikut : Pengolahan tanah, pembuatan bedengan, pemberian pupuk Urea, SP36, dan KCl dan pemberian pupuk bokashi kotoran ayam. Sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan pengolahan tanah pertama dengan menggunakan traktor. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah kedua secara manual dengan menggunakan cangkul dan garu untuk menghancurkan bongkahan tanah maka segera disusul dengan pencangkulan, pembersihan lahan dan pembuatan bedengan, Pada kegiatan ini dilanjutkan dengan pembersihan lahan.
Setelah bedengan selesai, maka buat alur untuk tanam kacang tanah sesuai jarak tanam, kemudian pupuk SP36, dan KCl yang sudah dicampur disebar dalam alur. Pupuk urea disebar juga didalam alur tapi jangan sampai tercampur dengan pupuk campuran SP36, dan KCl yang sudah disebar tadi. bokashi kotoran ayam tersebut ditebar diatas pupuk urea, SP36, dan KCl yang sudah terdapat didalam alur, kemudian ditutup dengan tanah halus 2 – 4 cm. pemberian pupuk bokashi kotoran ayam.pemberian bokashi kotoran ayam untuk lahan 1 ha adalah 4 ton/ha, untuk lahan 300 m2 adalah 120 kg/300m2.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara meletakkan benih diatas pupuk yang sudah ditutupi dengan tanah halus 2 cm dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm. setiap lobang tanam berisi 1 biji benih kacang tanah.
4. Pemupukan
Pemberian kapur pada umur 24 hari setelah tanam atau sebelum pembentukan polong. Kapur digunakan 400 kg/ha, untuk lahan 300 m2 adalah 12 kg/300 m2, kapu pertanian diberikan secara larikan. Pemberian pupuk yang diberikan adalah : pupuk Urea 0,75kg/ 300 m2, SP36 2,25 kg/300 m2, KCl 1,5 kg/300 m2. Pemberian pupuk dilakukan sebelum tanam, bersamaan dengan pemberian pupuk bokashi kotoran ayam dibawah benih.
5. Pemeliharaan
A. Penyulaman.
Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam yang bertujuan untuk mempertahankan jumlah populasi optimal persatuan luas lahan dari kemungkinan adanya benih yang tidak tumbuh dan dimakan oleh semut. Penyulaman sedikit dilakukan karena benih daya kecambahnya sangat bagus.
B. Penyiangan.
Penyiangan pertama dilakukan pada waktu tanam kacang tanah berumur 21 hari setelah tanam dan pada penyiangan pertama ini dilakukan pembumbunan dan pemberian kapur pertanian dengan cara larikan di kiri dan kanan tanaman kacang tanah. Penyiangan ke dua dilakukan pada umur 37 hari setelah tanam. Pada penyiangan kedua dilakukan juga pembumbunan, yaitu tanah digemburkan dan kemudian di timbun didekat pangkal batang.
C. Pembumbunan.
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan ke dua, yang bertujuan untuk memperkokoh tegaknya batang dan memberikan keleluasaan perkembangan akar menyerap hara, dan untuk memudahkan ginofor masuk ke dalam tanah.
D. Penyiraman
Waktu atau fase tanaman yang sangat kritis memerlukan air terjadi saat perkecambahan, pembungaan, dan pengisian polong. Pada fase ini bila tidak hujan, air irigasi sangat dibutuhkan. Penyiraman hanya dilakukan pada saat perkecambahan karna pada waktu itu musim panas.
E. Pengendalain Hama Dan Penyakit.
Pengendalain hama dan penyakit pada budidaya kacang tanah dilakukan dengan cara melihat tingkat serangan hama dan penyakit pada tanaman. Hama yang ditemukan di lahan Proyek Usaha Mandiri adalah ulat penggulung daun (Lamprosema indicata), ulat grayak (Spodoptera litura) Hama-hama ini dikendalikan secara mekanis
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur lebih kurang 105 hari dengan cara mencabut batang secara hati-hati agar tidak ada polong yang tertinggal, setelah dilakukan pencabutan segera dilakukan perontokan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Produksi, Biaya Dan Penerimaan
Ă˜ Produksi
Proyek Usaha Mandiri budidaya kacang tanah dengan pemanfaatan pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian dengan luas lahan 300 m² diperoleh produksi sebanyak 84 kg polong basah.
Ă˜ Biaya
a. Biaya operasional
Tabel 7. Biaya bahan pada budidaya tanaman kacang tanah luas lahan 300m²
No | Nama Bahan | Satuan | Jumlah | Harga/Satuan (Rp) | Total Biaya (Rp) |
1 | Benih kacang tanah | Kg | 2 | 25.000 | 50.000 |
2 | Pupuk urea | Kg | 0,75 | 5000 | 3750 |
3 | Pupuk SP36 | Kg | 2,25 | 3000 | 6750 |
4 | Pupuk KCl | Kg | 1,5 | 7000 | 10500 |
5 | Pupuk kotoran ayam | Kg | 72 | 200 | 14400 |
6 | Dedak | kg | 12 | 2300 | 27600 |
7 | Sekam padi | kg | 36 | 50 | 1800 |
8 | Kapur | kg | 12 | 750 | 9000 |
9 | Gula | kg | 0,1 | 10000 | 1000 |
10 | EM-4 | liter | 120 ml | 19000 | 2280 |
11 | Plastik | meter | 2 | 1500 | 3000 |
12 | Tali rafia | Gulung | 1 | 1000 | 1000 |
Jumlah | 131080 |
B. Biaya Tenaga Kerja
Tabel 8. Biaya tenaga kerja untuk budidaya kacang tanah dengan luas 300 m2
No | Jenis kegiatan | Satuan | Jumlah | Upah (Rp) | Biaya (Rp) |
1 | Pembuatan bokashi kotoran ayam | Hko | 0,42 | 40.000 | 16.8000 |
2 | Pengolahan tanah I dengan traktor | M | 300 | 100 | 30.000 |
3 | Pengolahan tanah tahap II dan pembuatan bedengan | Hko | 1 | 40.000 | 40.000 |
4 | Pemberian pupuk bokashi kotoran ayam ,dan pemupukan urea ,Sp36, KCL | Hko | 0,5 | 40.000 | 20.000 |
5 | Penanaman | Hko | 0,28 | 40.000 | 11.200 |
6 | Penyulaman | Hko | 0,071 | 40.000 | 2.840 |
7 | Penyiangan I + pembumbunan I + kapur | Hko | 0,5 | 40.000 | 20.000 |
8 | Penyiangan II + Pembumbunan II | Hko | 0,42 | 40.000 | 16.800 |
9 | Panen | Hko | 1 | 40.000 | 40.000 |
Jumlah | 197.640 |
a. Total biaya operasi = Biaya sarana produksi + Biaya tenaga kerja
= Rp.131.080 + Rp. 197.640
= Rp.32.8720
b.Biaya Non operasional
· Biaya penyusutan alat
Tabel 9. Biaya depresiasi alat pada budidaya kacang tanah dengan luas lahan 300 m² selama satu periode ( 4 bulan ).
No | Jenis Alat | Nilai Beli (Rp) | Nilai Sisa (Rp) | Umur Ekonomis | Depresiasi/ tahun | Depresiasi/ periode |
1 | Cangkul | 40.000 | 2,000 | 4 | 9500 | 3,166 |
2 | Garu | 20.000 | 1,000 | 1 | 19.000 | 6,333 |
3 | Koret | 15.000 | 750 | 2 | 7.125 | 2,375 |
4 | Meteran | 10.000 | 500 | 1 | 9.500 | 3,167 |
6 | Ember | 7.500 | 375 | 1 | 7.125 | 2,375 |
7 | Gembor | 15.000 | 750 | 1 | 7.125 | 2,375 |
Jumlah | 19.971 |
· Sewa lahan
Sewa lahan = Luas lahan/Ha x sewa lahan/tahun x lama pemakaian/tahun
= 300 x Rp.500.000 x 4/12
10.000
= Rp. 5000
· Biaya bunga modal = 15 % x (biaya operasi + biaya non operasi + biaya sewa lahan) x musim tanam/tahun.
= 15 % (Rp.328.720 + Rp.19.791 + Rp.5.000)x 4/12
= 15 % (Rp.353.511)x 4/12
= Rp.17.675,55
· Biaya total lain –lain = biaya sewa lahan + biaya bunga modal.
= Rp.5.000 + Rp.17.675,55
= Rp. 22675,55
· Biaya total (TC) = biaya operasi + biaya non operasi + biaya total lain – lain
= Rp. 328.720 + Rp.19.791 + Rp.22.675,55
= Rp. 371.186,55
Ă˜ Penerimaan
a. Penerimaan total (TR)
Penerimaan = Produksi x Harga/Kg
= 84Kg xRp. 6250
=Rp525.000
b. Proyeksi laba rugi
= Penerimaan – Biaya total
= Rp. 525.000 – Rp. 371.186,55
= Rp. 153.813,45
4. Analisa finansial
A. Profitabilitas= TR-TC x 100%
TC
=Rp.525.000– Rp. 371.186,55 x 100%
Rp. 371.186,55
= 41,43 % (> Dari 15% Proyek layak diusahakan)
B. RC Ratio = TR
TC
= Rp.525.000
Rp. 371.186,55
= 1,4 (> Dari 1 proyek untung)
C. BEP Harga = TC
Hasil
=Rp. 371.186,55
84 kg
= Rp. 4.418,88/kg
D. BEP Hasil = TC
harga
= Rp. 371.186,55
Rp. 6.250
= 59,38 kg
E. . BEP Lahan= TC x luas lahan
TR
= Rp.371.186,55x 300 m2
Rp.525.000
= 212,10 m2
B. Pembahasan
1. Analisa finansial
Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri dengan pemanfaatan pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian antara lain perencanaan dengan realisasi, Perbedaan perencanaan dengan realisasi dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Perbandingan biaya operasi antara perencanaan dengan realisasi
No | Uraian kebutuhan | Satuan | Rencana | Realisasi | Selisih biaya (Rp) | |||||
Jlh satuan | Harga satuan (Rp) | Jlh Biaya (Rp) | Jlh satuan | Harga satuan (Rp) | Jlh Biaya (Rp) | |||||
A | Biaya opersional | |||||||||
1 | Benih kacang tanah | Kg | 3 | 20.000 | 60.000 | 2 | 25.000 | 50.000 | 10000 | |
2 | Pupuk urea | Kg | 0,75 | 2000 | 1500 | 0,75 | 5000 | 3750 | -2250 | |
3 | Pupuk sp 36 | Kg | 2,25 | 2500 | 5625 | 2,25 | 3000 | 6750 | - 1125 | |
4 | Pupuk KCL | Kg | 1,5 | 4000 | 6000 | 1,5 | 7000 | 10500 | - 4500 | |
5 | Pupuk kotoran ayam | Kg | 72 | 200 | 14400 | 72 | 200 | 14400 | 0 | |
6 | Dedak | kg | 12 | 1000 | 12000 | 12 | 2300 | 27600 | - 15600 | |
7 | Sekam padi | kg | 36 | 50 | 1800 | 36 | 50 | 1800 | 0 | |
8 | Kapur | kg | 12 | 750 | 9000 | 12 | 750 | 9000 | 0 | |
9 | Gula | kg | 0,1 | 10000 | 1000 | 0,1 | 10000 | 1000 | 0 | |
10 | EM-4 | liter | 120 ml | 19000 | 2280 | 120 ml | 19000 | 2280 | 0 | |
11 | Plastik | meter | 2 | 1500 | 3000 | 2 | 1500 | 3000 | 0 | |
12 | Tali rafia | Gulung | 1 | 1000 | 1000 | 1 | 1000 | 1000 | 0 | |
Jumlah biaya | 117605 | 131080 | - 13475 |
Pada tabel 10 dapat kita lihat ada perbedaan antara rencana dan realisasi yaitu : jumlah biaya yang direncanakan sebesar Rp. 117.605, pada realisasi mengeluarkan biaya Rp. 131.080 dengan selisih biaya : - 13475. Hal ini disebabkan karena pada perencanaan benih yang dibutuhkan 3 kg dengan harga Rp. 20.000 / kg, tetapi pada realisasi menggunakan benih 2 kg dengan harga Rp.25.000/kg. Selain itu harga pupuk urea, SP36,KCL dan dedak juga naik dari yang direncanakan sehingga terjadi selisih Rp.13.475. jadi biaya realisasi lebih tinggi dari pada perencanaan.
Pada tabel 11 terlihat bahwa biaya perencanaan lebih tinggi sangat besar dari pada realisasi, pada perencanaan biayanya Rp. 300.000 tetapi pada realisasi hanya membutuhkan biaya Rp. 197.640 terdapat selisih Rp. 102.360. hal ini disebabkan karena pada perencanaan biaya tenaga kerja terlalu banyak, setelah dilakukan prakteknya biaya tenaga kerja bisa diminimalkan, karena kondisi tanah baik, pembuatan pupuk bokashi beserta aplikasinya yang mudah dan tidak rumit, penanaman juga sangat mudah karena hanya meletakan benih kacang tanah di dalam alur yang telah dibuat sesuai dengan jarak tanam dan kemudian ditutup dengan tanah halus 2 cm.
Penyulaman sedikit dilakukan karena benih kacang tanah sangat bagus daya kecambahnya, tapi ada juga yang dimakan semut hingga menyebabkan kacang tidak tumbuh, tetapi hanya sedikit. Penyiangan, pembumbunan pertama dan kedua beserta pemberian kapur pertanian diberikan pada pagi hari sehingga tenaga kerja cepat menyelesaikan pekerjaannya, untuk pasca panen dan pemasaran tidak dilakukan karena pedagang pengumpul membeli kacang tanah lansung ke lapangan.
Tabel 11. Perbandingan biaya tenaga kerja antara perencanaan dengan realisasi
No | Uraian kebutuhan | Satuan | Rencana | Realisasi | Selisih biaya (Rp) | ||||
Jlh satuan | Harga satuan (Rp) | Jlh Biaya (Rp) | Jlh satuan | Harga satuan (Rp) | Jlh Biaya (Rp) | ||||
B | Biaya Tenaga kerja | | | | | | | | |
1 | Pembuatan bokashi kotoran ayam | Hko | 0,5 | 40.000 | 20.000 | 0,42 | 40.000 | 16.8000 | + 3.200 |
2 | Pengolahan tanah I dengan traktor | M | 300 | 100 | 30.000 | 300 | 100 | 30.000 | 0 |
3 | Pengolahan tanah tahap II dan pembuatan bedengan | Hko | 1,5 | 40.000 | 60.000 | 1 | 40.000 | 40.000 | + 20.000 |
4 | Pemberian pupuk bokashi kotoran ayam ,dan pemupukan urea ,Sp36, KCL | Hko | 1 | 40.000 | 40.000 | 0,5 | 40.000 | 20.000 | + 20.000 |
5 | Penanaman | Hko | 0,5 | 40.000 | 20.000 | 0,28 | 40.000 | 11.200 | + 8.800 |
6 | Penyulaman | Hko | 0,25 | 40.000 | 10.000 | 0,071 | 40.000 | 2.840 | + 7.160 |
7 | Penyiangan I + pembumbunan I + kapur | Hko | 1 | 40.000 | 40.000 | 0,5 | 40.000 | 20.000 | + 20.000 |
8 | Penyiangan II + Pembumbunan II | Hko | 0,5 | 40.000 | 20.000 | 0,42 | 40.000 | 16.800 | + 3.200 |
9 | Panen | Hko | 1 | 40.000 | 40.000 | 1 | 40.000 | 40.000 | 0 |
10 | Pemasaran | Hko | 0,5 | 40.000 | 20.000 | 0 | 40.000 | 0 | + 20000 |
| Jumlah biaya | | | | 300000 | | | 197.640 | 102.360 |
Tabel 12. Perbandingan biaya lain-lain antara perencanaan dan realisasi
No | Uraian kebutuhan | Satuan | Biaya lain-lain | ||
Rencana | Realisasi | Selisih biaya | |||
C | Biaya lain-lain | | | | |
1 | Sewa lahan | Rp | 5.000 | 5.000 | 0 |
2 | Biaya tak terduga | Rp | 22.119,8 | 0 | 22.119,8 |
3 | Bunga modal | Rp | 22.119,8 | 17.675,55 | 4.444,25 |
| Jumlah biaya | Rp | 49.239,6 | 22.675,55 | 26.564,05 |
D | Biaya total | Rp | 486.635,6 | 371.186,55 | 115.449,05 |
E | Penerimaan total | Rp | 918.000 | 525.000 | 393.000 |
Pada tabel 12 terlihat Biaya total pada perencanaan lebih tinggi dibanding realisasi terdapat selisih Rp. 115.449,05 ini disebabkan karena pada biaya operasional harga pupuk Urea, Sp36, Kcl tinggi begitu juga dengan dedak yang digunakan dalam pembuatan bokashi kotoran ayam. Benih juga berkurang dari yang direncanakan karena benih memiliki daya kecambah yang bagus sehingga tidak banyak penyulaman.
Dalam biaya tenaga kerja pada realisasi lebih sedikit dibanding dengan perencanaan begitu juga dengan biaya lain – lain, sehingga biaya total realisasi lebih sedikit dari perencanaan. Dari segi penerimaan pada realisasi juga sedikit dibanding perencanaan, hal ini disebabkan pada perencanaan harga terlalu tinggi karena pada waktu itu harga kacang tanah Rp. 9.000 / kg, pada realisasi harga kacang tanah Rp. 6.250/ kg.
Tabel 13. Perbandingan analisis finansial antara perencanaan dan realisasi
No | Komponen analisis | Satuan | Hasil anĂ¡lisis | ||
Rencana | Realisasi | Selisih | |||
1 | Profitabilitas | % | 88,64 | 41,43 | 47,21 |
2 | RC Ratio | | 1,8 | 1,4 | 0,4 |
3 | BEP Harga | Rp | 9.011,77 | 4.818,88 | 4192,89 |
4 | BEP Hasil | Kg | 28,62 | 59,38 | - 30,76 |
5 | BEP Lahan | m2 | 110,34 | 212,10 | - 101,76 |
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa perencanaan tidak sesuai dengan realisasi, untuk profitabilitas terdapat selisih 47,21% ini karena penerimaan sedikit pada realisasi, RC ratio pada realisasi lebih rendah dibanding rencana yaitu: 1,4 dengan selisih 0,4 dibanding perencanaan, ini disebabkan karena harga pada realisasi lebih rendah dibanding perencanaan, BEP harga terdapat selisih Rp. 4.192,89 dimana lebih tinggi harga pada perencanaan dibanding realisasi, ini karena harga diperencanaan Rp. 9.000/kg pada realisasi hanya Rp. 6.250/kg. Pada BEP Hasil dan BEP Lahan lebih tinggi pada realisasi dibanding perencanaan, hal ini disebabkan karena produksi kacang tanah pada realisasi lebih tinggi dari pada perencanaan yaitu 84 kg pada realisasi dan 54 kg pada perencanaan.
2. Manajemen Pelaksanaan
Proyek usaha mandiri budidaya kacang tanah dengan menggunakan pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian dengan luas lahan 300 m2 dikeluarkan biaya : Rp. 371.675,55 sedangkan biaya yang direncanakan hanya Rp. 486635,6 hal ini terjadi karena pada biaya total di perencanaan terlalu tinggi.
Dari segi produksi hasil yang diperoleh lebih tinggi dibanding perencanaan, ini disebabkan oleh karna penggunaan bokashi kotoran ayam yang menunjang unsur hara dan pertumbuhan tanaman. Kebernasan polong kacang tanah juga sangat baik yaitu dalam 1 belek kacang tanah beratnya 12 kg. Dengan demikian dapat kita lihat pentingnya kapur pertanian untuk kebernasan polong.
Lingga (1995) menyatakan bokashi kotoran ayam merupakan pupuk lengkap, yang mengandung unsur hara makro dan mikro, yang berfungsi sebagai bahan makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bokashi merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dan efektif mikroorganisme EM-4 yang merupakan campuran dari berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM-4 mengandung Lactobacillus, ragi, bakteri fotosintetik ( Actinomycetes ) dan jamur pengurai selulosa untuk menfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar ( Susanto, 2002 )
Soepardi dalam Agustamar (1996) Menyatakan pemberian kapur dapat mengubah suasana fisiologis yang baik bagi pertumbuhan kacang-kacangan yang tidak menyukai keadaan masam. Keuntungan yang didapat dari penggunaan kapur antara lain pengaruh langsung dari Ca dan Mg sebagai hara, meningkatkan ketersediaan unsur hara, menetralisir senyawa beracun dan berpengaruh baik untuk kegiatan jasad renik serta menekan penyakit tanaman, kapur juga digunakan untuk kebernasan polong.
Dalam berbudidaya kacang tanah kita juga harus memperhatikan penyiangan dan pembumbunan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma dengan tangan sehingga bedengan benar-benar bersih dan penyiangan cukup dilakukan dua kali. Dengan demikian tidak terjadi persaingan antara gulma dan tanaman utama dalam menyerap air dan makanan sehingga ginofora yang menjadi polong cukup banyak. Menurut AAK (1989), rerumputan dan tumbuhan liar yang tumbuh di bedengan akan merugikan tanaman karena disamping ikut menyerap makanan yang ada di dalam tanah, gulma juga merupakan tempat hinggap dan berlindungnya hama.
Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan ginofor ke tanah dengan cara tanah dibumbun ke zona tajuk rumpun kacang tanah. Hal ini adalah salah satu usaha untuk menyempurnakan ginofor untuk masuk ke dalam tanah dan membentuk polong dan memperkuat batang kacang tanah.
Dalam berbudidaya tidak terlepas dari hama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hama yang ditemukan di lahan Proyek Usaha Mandiri adalah ulat penggulung daun (Lamprosema indicata) dengan gejala serangannya mula-mula daun tanaman menggulung atau daun merekat menjadi satu. Jika rekatan terbuka akan terlihat larva di dalamnya. Selain itu juga ditemukan ulat grayak (Spodoptera litura) hama ini menyerang daun muda kecuali tulang daun. Gejala serangannya daun muda berlobang bahkan habis karena dimakan ulat grayak ini. Hama-hama ini dikendalikan secara mekanis.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan Proyek Usaha Mandiri dengan penerapan teknologi pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian pada budidaya kacang tanah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Penggunaan pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian pada budidaya kacang tanah memberikan produksi sebanyak 84 kg untuk luasan 300 m².
- Keuntungan yang diperoleh dari budidaya kacang tanah dengan teknologi pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian adalah : Rp.153.813,45
- Pada budidaya kacang tanah kita harus meminimalkan biaya total dan meningkatkan produksi dengan cara menggunakan teknologi tepat guna seperti pemanfaatan pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian.
4. Berdasarkan hasil analisis finansial, diperoleh: Profitabilitas 41,43% RC Ratio 1,4 BEP Harga RP. 4.818,88/kg BEP Hasil 59 kg, dan BEP Lahan 212,10 m2.
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang perlu diperhatikan dalam budidaya kacang tanah dengan teknologi pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian adalah sebagai berikut :
1) Memperhatikan waktu dan umur panen supaya polong tidak banyak yang hilang dan rusak sehingga produksi maksimal
2) Penyiangan kacang tanah harus diperhatikan karena kacang tanah sangat rentan terhadap gulma pada masa kritisnya.
3) Penggunaan pupuk bokashi kotoran ayam dan kapur pertanian sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Untuk aplikasi pupuk bokashi sebaiknya dibawah benih dan kapur pertanian diberikan secara larikan.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1991. Kacang tanah. Kanisius. Jogyakarta
Adisarwanto. T. 2000. MeningkatkanProduksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering. Malang
Adisarwanto. T. 2004. Meningkatkan produksi Kacang Tanah Di Lahan Sawah Dan Lahan Kering. Malang.
Agustamar. 1996. Penelitian penggunaan sekam padi dan kapur pada zona perakaran untuk memperoleh hasil dan kualitas polong kacang tanah. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Payakumbuh
BPS. 2009. Statistik Dalam Angka. BPS Kabupaten Lima Puluh Kota.
Buckman, H.O. dan Brandy, N.O. 1982. Ilmu Tanah ( Terjemah-an Sugiman). Bharata Karya Angkasa. Jakarta
Hinga, T. Dan F.D. James, 1997. Effective Microorganisme ( EM-4 ). Indonesian Kyusei Nature Farming. Jakarta
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/Budidaya-Kacang-Tanah.html. Diakses tanggal 24 juli 2011
http://www.payakumbuhkota.go.id. Diakses tanggal 05 pebruari 2012
Lingga, P., 1995. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Oesman, F.,1995. Memupuk padi dan tanaman palawija. Penebar swa-daya. Jakarta.
Sarif, S. 1998. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pusaka Buana. Bandung.
Suprapto. 2004. Betanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta
Susanto 2002. Pemanfaatan Bokashi Kotoran Ayam. Kanius Jakarta.
Soepardi, G., 1998. Sifat dan Ciri Tanah. Depertemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian IPB Bogor.
Suprapto. 2004. Betanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta
Lampiran 1. Lay Out Proyek Usaha Mandiri (PUM)
Lay out proyek usaha mandiri pada tanaman kacang tanah untuk luasan 300 m² dapat dilihat pada gambar dibawah ini
15 m |
20 m |
Keterangan gambar :
Lebar bedengan : 2 meter
Panjang bedengan : 14 meter
Jarak antara bedengan : 25 cm
Tinggi bedengan : 30 cm
Jarak tanam : 40 x 20 cm
Luas lahan : 300 m²
Untuk bedengan yang berwarna hitam lebarnya hanya 1 meter