Senin, 18 Juni 2012

bokashi pupuk kandang arang ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman padi (Oryza sativa L) dengan system legowo


I.                   TINJAUAN PUSTAKA
A.      Morfologi Tanaman Padi
Padi (Oryza sativa L) merupakan salah satu tanaman pangan rumput-rumputan. Berdasarkan taksonomi tanaman, padi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
            Division           : Spermatophyta
            Sub Divisio     : Angiospermae
            Kelas               : Monokotyledoneae
            Ordo                : Graminales
            Famili              : Graminae
            Genus              : Oryza
            Spesies            : Oryza sativa L.
Sumber : (Satuan Pengendalian Bimas, 1993).
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman padi juga tergolong tanaman pertanian kuno yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, dan Vietnam (Warintek Bantul, 1999).
Secara morfologi tanaman padi termasuk golongan tanaman setahun atau semusim. Batang berbentuk bulat berongga, dan memanjang seperti pita yang berdiri pada ruas-ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung batang (AAK, 1990). Tanaman padi terdiri dari bagian vegetatif yang meliputi akar, batang, daun dan bagian generative meliputi malai yang terdiri dari bulir-bulir daun bunga (Hirupbagja, 2009).
Akar padi digolongkan  ke dalam akar serabut. Akar primer (radikula) yang tumbuh sewaktu berkecambah bersama akar seminal yang jumlahnya antara 1-7. Akar-akar seminal selanjutnya akan digantikan oleh akar sekunder yang tumbuh dari buku terbawah batang (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian /BP3 Bogor, 1988).
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Daun dan tunas (anakan) tumbuh pada buku. Batang terdiri  dari pelepah-pelepah daun dan ruas-ruas yang tertumpuk padat. Setelah memasuki stadia reproduktif ruas-ruas  tersebut memanjang dan berongga. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian /BP3 Bogor, 1988: Hirupbagja, 2009).
Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-seling,satu daun pada tiap buku. Daun terdiri dari :
  1. Helaian daun yang terletak pada batang padi, berbentuk memanjang seperti pita.
  2. Pelepah daun yang membungkus ruas.
  3. Telinga daun (auricle); lidah daun (ligule).
Daun bendera mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang terbesar. Banyak daun dan besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan malai, tergantung kepada varietas-varietas padi yang ditanam.
Anakan (tunas) mulai tumbuh setelah tanaman padi memiliki 4 atau 5 helai daun dan tumbuh pada dasar batang. Tanaman padi memiliki pola anakan berganda (anak-beranak). Dari batang utama akan tumbuh anakan primer sampai anakan tersebut memiliki 6 daun dengan 4-5 akar. Dari anakan primer selanjutnya tumbuh anakan sekunder yang kemudian menghasilkan anakan tersier (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian /BP3 Bogor, 1988).
Malai merupakan sekumpulan bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-cabang kedua. Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai bila butir telah terisi dan menjadi buah. Panjang malai ditentukan oleh sifat baka (keturunan) dari varietas dan keadaan keliling. Panjang malai beraneka ragam, pendek (20 cm), sedang (20-30 cm) dan panjang (lebih dari 30 cm) (Hirupbagja, 2009). Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang primer dan cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang sekunder. Tangkai buah (pedicel) tumbuh dari buku-buku cabang primer maupun cabang sekunder.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah,tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada ummnya putih atau ungu.
Waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi mengembang karena ia mengisap air dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang sedang memanjang, keluar dari bagian atas atau samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepungt sarinya. Sesudah tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari ke kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukan. Kemudian terjadilah pembuahan yang menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber makanan cadangan bagi tanaman yang baru tumbuh (Hirupbagja, 2009).  
Buah padi, sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian : bagian paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yang terletak di bagian sentral yakni di bagian lemma (Hirupbagja, 2009). 
Daun lembaga dan akar lembaga terdapat pada lembaga. Endosperm umumnya terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik (Badan Pengendali BIMAS, 1973).
1.2.Faktor Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari pengaruh faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini meliputi iklim dan jenis tanah. Setiap tanaman menghendaki keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman padi dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Oleh karena itu, sebelum membudidayakan tanaman perlu diketahui terlebih dahulu syarat-syarat ekologi tumbuhnya (Hirupbagja, 2009). 
Tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif.
Lahan sawah berpengairan lebih produktif dari lahan sawah tadah hujan yang terdapat pada sistem sawah. Keragaman produktivitas dan produksi padi itu terjadi karena, baik secara langsung atau tidak, air mempengaruhi metabolisme karbon dan protein. Menurut Kramer, (1969) dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian /BP3 Bogor, (1988), air bagi tanaman berfungsi sebagai:
  1. Komponen utama sel-sel.
  2. Pelarut bahan-bahan anorganik dan organik di dalam tanah dan dalam tubuh tanaman yang memerlukan.
  3. Pereaksi dalam proses fotosintesis dan hidrolitik.
  4. Pemantap turgor sel-sel atau jaringan untuk kelangsungan pembelahan dan dan pembesaran sel atau pertumbuhan jaringan, dan
  5. Pemantap suhu tanah dan tanaman melalui evapotranspirasi.
Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman. Suhu yang panas merupakan kondisi yang sesuai bagi tanaman padi. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 230 C ke atas, sedangkan di Indonesia pengarh suhu tidak terasa, sebab suhunya hamper konstan sepanjang tahun. Adapn salah satu pengaruh terhadap tanaman padi yaitu kehamparan pada biji (AAK, 1990).
Tanaman padi memerlukan penyinaran mataharipenuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-270 C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-230 C.
Tanaman padi dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, tetapi untuk padi yang ditanam di lahan persawahan memerlukan syarat-syarat tertentu, karena tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. System tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena itu jenis tanah yang sulit menahan air kurang cocok dijadikan lahan persawahan. Sebaiknya tanah yang sulit dilewati air sangat cocok dibuat lahan persawahan (Suparyono, 1997).
Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus.
1.3.Sistem Legowo
Cara tanam padi sistem legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki produktivitas saha tani. Teknologi ini merupakan perubahan dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanaman jajar legowo. Legowo diambil dari bahasa Jawa Banyumas yang berasal dari kata lego dan dowo. Lego artinya luas dan gowo artinya memanjang. Jadi diantara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Jarak antar kelompok barisan (lorong) bisa mencapai 50 cm, 60 cm atau 70 cm bergantung pada kesuburan tanah (Suriapermana et al, 1990, dalam Pahruddin Aup et al, 2004).
Teknologi legowo dikembangkan untuk memanfaatkan pengaruh barisan pinggir tanaman padi (border effect) yang banyak (Departemen Pertanian, 1995). Dengan system legowo, tanaman padi tumbuh lebih baik dan hasilnya lebih tinggi karena luasnya border effect dan lorong dipetakan sawah sehingga menghasilkan bulir gabah yang bernas (Pahruddin et al, 2004).
Tujuan cara tanam legowo adalah :
1.      Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat.
2.      Mengurangi kemungkunan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relative terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.
3.      Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relative terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang.
4.      Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
5.      Menambah populasi tanaman. Missal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, 2009).
1.4.Peranan Pupuk Organik Bokashi
Sistem pertanian modern penggunaan pupuk kimia sudah banyak digunakan dengan alasan untuk meningkatkan produksi dan mencapai swasembada beras tanpa adanya penambahan organik ke dalam tanah. Adapun dampak yang ditimbulkan dalam penggunaan pupuk kimia adalah mengakibatkan tanah menjadi bantat (sangat keras) padahal struktur tanah yang secara alamiah remah dan gembur sehingga belakangan ini petani sering mengeluh karena tanah mereka yang rusak dan produksi semakin menurun (Andoko, 2010).
Dewasa ini masyarakat mulai menyadari dampak buruk pupuk kimia yang diberikan secara terus-menerus tanpa adanya pemberian bahan organik dalam tanah. Berdasarkan penelitian dari ahli tanah bahwa lebih 90% tanah-tanah pertanian yang tersebar di Indonesia kadar bahan organiknya di bawah 1%. Ini menandakan bahwa tanah pertanian Indonesia rusak parah. Akibat dari kesalahan dalam pengelolaan termasuk dalam penggnaan bahan pupuk dan pestisida yang di luar dosis kewajaran (EM Forum, 2009).
Agar tidak terjadi keadaan yang lebih buruk lagi, yang dapat mengganggu keberlanjutan sistem produksi padi sawah, maka perlu ditempuh upaya-upaya konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan yang ada. Model intensifikasi padi sawah di masa mendatang sudah selayaknya untuk tidak bertumpu kepada penggunaan pupuk kimia guna mencapai target produksi, namun perlu difikirkan dan dikembangkan upaya-upaya untuk mengembalikan kesuburan lahan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah pemasyarakatan kembali penggunaan bahan organik di antaranya dengan penggunaan pupuk organik bokashi pada usaha tani padi sawah (Pramono, 2004).
Menurut Karama et al. (1990) dalam Suhartatik dan Sismiyati (2000) dan Pramono (2004), bahwa bahan organik memiliki fungsi-fungsi penting dalam tanah yaitu; fungsi fisika yang dapat memperbaiki sifat fisika tanah seperti memperbaiki agregasi dan permeabilitas tanah; fungsi kimia dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah,meningkatkan daya sangga tanah dan fungsi biologi sebagai sumber energi utama bagi aktivitas jasad renik tanah. Mengingat begitu penting peranan bahan organic, maka penggunaannya pada lahan-lahan yang kesuburannya mulai menurun menjadi amat penting untuk menjaga kelestarian sumberdaya lahan tersebut.
Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM-4 (Effective Microorganisme 4). Keunggulan teknologi EM-4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktun yang relative singkat dibandingkan dengan cara konvensional. EM-4 sendiri mengandung Azotobacter sp, Lactobacillus sp, ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa.
EM-4 adalah suatu teknologi pengembangan dan pemanfaatan effectif organisme yang konsep dan teknologinya dikembangkan oleh Prof. Dr. Teuro Higa dari Universitas Ryukus, Okinawa, Jepang sejak tahun 1980. Dasar teoritis teknologi EM-4 adalah adanya anggapan bahwa dalam tanah EM dapat memfermentasikan bahan organik dalam bentuk senyawa organik, gula, alcohol dan berbagai zat biogenik yang dapat diserap langsung oleh perakaran tanaman. Hal ini agak berbeda dengan dasar teori yang umum dianut dimana bahan organik (unsur hara) harus terdekomposisi terlebih dahulu (menjadi bentuk ion) agar dimanfaatkan oleh tanaman (Fajri R, 2009).
EM-4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang banyak mengandung Lactobacillus sp (bakteri penghasil asam laktat) dan dalam jumlah yang sedikit mengandung bakteri fotosintetik, Actinomycetes, ragi, dan jamur fermentasi yang berpengaruh menguntungkan bagi produksi dan pertumbuhan tanaman. Bahan ini diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman populasi mikroorganisme dalam tanah dan tanaman yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, kuantitas, dan kualitas produksi tanaman (Higa dan Wididana, 1989).
Jumlah mikroorganisme fermentasi di dalam EM-4 sangat banyak, sekitar 80 genus. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Dari sekian banyak mikroorganisme,ada lima golongan yang pokok, yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Sterptomycetes sp, ragi (yeast), dan Actynomycetes.
  1. Bakteri fotosintetik
Bakteri ini merupakan bakteri bebas yang dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula dan substansi bioaktif lainnya. Hasil metabolit yang diproduksi dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan.
  1. Lactobacillus sp. (bakteri asam laktat)   
Bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang kuat yang dapat menekan mikroorganisme yang berbahaya dan merugikan bahan organik dengan cepat.
  1. Stereptomycetes sp
Stereptomycetes sp. mengeluarkan enzim stereptomisin yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit yang merugikan.
  1. Ragi (yeast)
Ragi memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara fermentasi. Substansi bioaktif yang dihasilkan ragi berguna untuk pertumbuhan sel dan akar. Ragi ini juga berperan dalam perkembangbiakan atau pembelahan mikroorganisme menguntungkan lain seperti Actinomycetes dan bakteri asam laktat.
  1. Actynomycetes
Actynomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur yang mengambil asam amino dan zat serupa yang diproduksi bakteri fotosintetik dan mengubahnya menjadi antibiotik untuk mengendalikan pathogen, mengendalikan jamur dan bakteri berbahaya dengan cara menghancurkan zat khitin yaitu zat esensial untuk pertumbuhannya. Actynomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan mikroorganisme lain.
Salah satu unsur pembentuk tanah adalah bahan organik, jadi dapat diketahui pentingnya penambahan bahan organik di dalam tanah. Sebelum mengalami proses perubahan, sisa hewan dan tumbuhan ini tidak berguna bagi tanaman karena unsur hara terikat dalam bentuk yang tidak dapat diserap oleh tanaman. Oleh sebab itu, diperlukan proses penguraian terlebih dahulu melalui dekomposisi bahan organik tersaebut.
Dekomposisi bahan organik dapat melalui 2  proses, yaitu proses oksidatif yang dapat dilakukan oleh bakteri aerobik sintetik dan melalui proses fermentasi oleh mikroorganisme anaerob. Proses fermentasi bahan organik ini dapat dilakukan dengan penambahan EM-4 langsung pada bahan organik yang dikenal dengan istilah bokashi, yang dalam proses pembuatannya ditambahkan gula (molasses), dedak/sekam dan air sebelum diokulasi dengan EM-4 (Subadiyasa, 1997 dalam Kuncoro 2001).
Kompos yang dibuat dengan teknologi EM-4 dapat dilakukan hanya dalam waktu empat hari, sedangkan secara tradisional pembuatan kompos memerlukan waktu 3-4 bulan. Disamping itu kompos dengan teknologi EM-4 memiliki kualitas yang lebih baik dari kompos yang dibuat secara tradisional (Antanan, 2000). Lebih lanjut dijelaskan, dengan menggunakan EM-4 maka akan mengurangi bau busuk, mengurangi waktu pengomposan sampai dengan 50% lebih cepat, menaikkan kemampuan pertumbuhan, menyehatkan tanaman, lebih baik dari zat pengatur tmbuh dan membantu menjaga lingkungan.

III. METODOLOGI PENULISAN
3.1.  Ruang Lingkup
            Laporan ini ditulis berdasarkan kegiatan pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) tahun ajaran 2010-2011 selama tiga bulan terhitung mulai tanggal 1 April sampai 3 Juli 2011. Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ini dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan di desa Cimande, RT/RW 11/3 Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
            Penulisan laporan ini mencakup langkah-langkah tehnik budidaya sampai kepada pengelolaan tanaman padi sistem legowo serta strategi pengembangan bisnis. Dengan sistem legowo yang diterapkan pada budidaya tanaman padi dengan pemanfaatan bokashi pupuk kandang arang akan meningkatkan produksi padi yang akan dilaksanakan. Karena P4S ANTANAN belum menggunakan teknologi bokashi pupuk kandang arang pada budidaya tanaman padi yang ada di perusahaan nya. Sehingga ingin mengusulkan agar teknologi tersebut bisa dilaksanakan untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih baik atau meningkatkan hasil dari hasil produksi tanpa menggunakan teknologi bokashi pupuk kandang arang.
1.2.   Metode  Pengumpulan Data
            Data yang dikumpulkan dalam penulian laporan ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak pengelola perusahaan yang mengerti tentang kondisi lingkungan usahanya dengan tujuan untuk memperoleh informasi faktor internal yaitu faktor yang terjadi di dalam perusahaan dan faktor eksternal yaitu faktor yang terjadi di luar lingkungan perusahaan.
            Data sekunder yang merupakan pelengkap data primer diperoleh dari laporan manajemen perusahaan, hasil laporan sebelumnya yang terkait dengan topik laporan, artikel, pustaka, serta literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dianalisis.
1.3.    Metode Pengolahan dan Analisis Data
            Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan uraian. Data terkumpul dalam tahap pengumpulan diolah terlebih dahulu. Tujuannya adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan disajikan dalam susunan yang baik dan rapi.
            Analisis yang digunakan dalam laporan ini adalah Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats). Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang penting yang membantu manager mengembangkan empat tipe strategi, yaitu: SO (Strengths and Opportunities), strategi WO (Weakness and Opportunities), strategi ST (Strengths and Thereats), an strategi WT (Weakness and Threats).
Langkah-langkah dalam menganalisis SWOT adalah :
1.      Menuliskan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.
2.      Menuliskan peluang da ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.
3.      Mencocokkan kekuatan dengan peluang dan mencatat hasil strategi SO.
4.       Mencocokkan kelemahan dengan ancaman dan mencatat hasil strategi WO.
5.      Mencocokkan kekuatan dengan ancaman dan mencatat hasil strategi ST.
6.      Mencocokkan kelemahan dengan ancaman dan mencatat hasil strategi WT.
            Berdasarkan hasl persilangan kempat faktor tersebut, mampu melahirkan empat kemungkinan alternative strategi yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk dijadikan sebagai strategi pengembangan usaha seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Table 1. Matriks SWOT

Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi S-O
Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi W-O
Meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Ancaman (T)
Strategi S-T
Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi W-T
Meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman
Sumber: David, 2002


IV. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK PERUSAHAAN
4.1.      Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1.   Sejarah Perusahan
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan terletak di Kampung Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Bogor, Jawa Barat. P4S Antanan dirintis oleh Almarhum H. Hamid pada tahun 1975 dengan nama kelompok tani ”Siluman” (sisa usaha tambah lumayan) yang beranggotakan 20 orang.  Pada tahun 1978 dirubah menjadi kelompok tani ”Mekar” (Menuju Seluarga Sejahtera) dan pada tahun 1980 dirubah lagi menjadi kelompok tani ”Antanan” ( Anak Tani Nan Harapan) yang beranggotakan 30 orang.
Nama Antanan ini diambil dari rumput liar yang tumbuh di pematangan sawah atau ladang yang suka dimanfaatkan untuk lalap dan obat. Dari manfaat itulah oleh kelompok tani Antanan dijadikan sebagai filosofi bahwa antanan adalah tumbuhan liar di pematang sawah atau ladang yang suka diinjak-injak tapi tidak mati bahkan bisa dijadikan lalap atau obat bahkan sampai saat ini terbukti pada saat krisis yang berkepanjangan hanya sektor pertanian yang mampu bertahan.
Menurut Pengelola P4S Antanan H. Nur Ihwan (anak mendiang H Hamid), berkat kesuksesan P4S Antanan dalam pengembangan pertanian organik berbagai penghargaanpun diraih baik dari pemerintah daerah maupun pusat sebagai pusat pelatihan pertanian berbasis organik. ”Penghargaan terbesar adalah kepercayaan masyarakat terhadap Antanan dalam mengembangkan pertanian organik,’’ 
Pertama kali P4S Antanan ini didirikan oleh Almarhum H. Hamid sebagai petani muda yang haus informasi dan cepat mengadopsi teknologi baru menjadi kader penggerak pembangunan pertanian di desanya. Beberapa komoditi pertanian diintegrasikan menjadi usaha tani terpadu yang saling keterkaitan antara komoditas dalam meningkatkan pendapatan usaha taninya. Sebagai pencinta lingkungan yang sehat selalu bekerja dan mengajak kelompoknya untuk memanfaatkan limbah dan tanaman menjadi pupuk organik. Berkat hasil kerja kerasnya, Hamid pada tahun 1994 dikirim pemerintah mempelajari pertanian organik yang akrab lingkungan ke Thailand melalui Departemen Pertanaian Bogor.
Berkat pengetahuan yang dimilikinya, Hamid membuktikan diri bahwa pertanian organik dapat meningkatkan peroduktifitas pertanian. Terbukti hasil pertanian yang dikembangkan di Antanan selalu meningkat seperti komoditi untuk Salak Selebor, padi, jagung, jahe dan komoditi lainnya. Bahkan Antanan sudah mampu mensuplai hasil pertanian organiknya ke supermarket. Program kelompok tani Antanan hingga kini masih terus eksis dengan pengembangan sistem pertanian terpadu atau Integrated Farming System (IFS).
IFS adalah sistem  pertanian (Usaha Tani) yang mengumpulkan kegiatan Peternakan, Pertanian (padi, palawija dan holtikultura), Perikanan, Perkebunan, Industri dan Jasa dalam satu lahan pertanian (Usaha Tani). Semua sub sistem dalam sistem ini akan saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada satu produk dari satu sistem yang terbuang karena akan bermanfaat bagi sub sistem lainnya.
Alasan tersebut diatas merupakan suatu model yang tepat untuk diterapkan dalam suatu usaha tani, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani disamping mempertahankan kesuburan tanah dan lingkungan yang ramah. Hasil kegiatan usaha tani terpadu tidak hanya berhenti sampai proses produksi, tetapi lebih berkembang pada proses pengolahan  sortasi dan pengemasan yang akan dikelola melalui Industri Kecil.
Pada tahap selanjutnya para petani mau dan mampu berusaha meningkatkan pendapatan, sehingga bisa mencapai hidup yang sejahtera, mandiri dan akan mampu beragrobisnis, mau menerima kredit komersial dan mampu mengembalikan kredit berdasarkan analisa usaha tani. untuk itu perlu suatu model dan mekanisme layanan yang tepat agar tujuan ini dapat tercapai.
Lokasi dan Kondisi umum P4S Antanan
            Lokasi P4S Antanan terletak di Desa Cimande dan Pancawati.  Kantor pusat dari kegiatan P4S Antanan Pancawati merupakan cabang yang baru berdiri sekitar tahun 2003.  Dari kedua P4S Antanan, baik Cimande maupun Pancawati terletak di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 
            Luas lahan P4S Antanan Cimande sebanyak 2 Ha.  Sebagian besar ditanamin salak pondoh, sisanya ditanamin jahe gajah, padi dan sedikit tanaman hortikultura.  Selain itu terdapat pabrik pembuatan pupuk organik bokasi, pembuatan arang sekam, kantor pusat, gudang, rumah dan kolam ikan.      
Visi, misi dan tujuan P4S Antanan
            Visi dari P4S Antanan adalah menjadi pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan masyarakat pertanian diIndonesia.
Misi P4S Antanan yaitu :
a.       Pemberdayaan sumber daya pertanian pedesaan
b.      Keswadayaan dalam mengelolah sumber daya pertanian pedesaan
c.       Kemandirian dalam berusaha tani ramah lingkungan
Tujuan P4S Antanan yaitu :
a.       Memberdayakan SDM pertanian yang handal untuk membangun pedesaan.
b.      Menumbuh kembangkan generasi peduli pelestarian alam dan lingkungan yang berkelanjutan.
c.       Meningkatkan mutu dan daya jual komoditi pertanian unggulan.
            Output yang akan dicapai melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di P4S Antanan adalah melahirkan ” petani-petani yang baru yang unggul dalam hal etos kerja, keterampilan yang aplikatif.
            Fasilitas yang dimiliki Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan adalah lahan seluas ± 5 Ha digunakan sebagai budidaya tanaman pertanian, kolam ±200 m² digunakan sebagai pemeliharaan ikan dan kandang ±130 m² digunakan untuk berukuran 4 m x 5 m dan papan tulis serta tikar sebagi penunjang kenyamanan belajar. Asrama juga disediakan bagi peserta pelatihan yang datang dari luar daerah yang berukuran 6m x6m, ditambah lagi fasilitas baru penambahan LCD.



            Pada tahun 2005, P4S Antanan membuka cabang baru dikampung Ciherang Satim, Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. P4S Antanan Pancawati merupakan konsep system pertanian organic terpadu tanpa limbah terbuang (Integrated Farming Sistem Zero Waste) Organik.
4.1.2    Organisasi Perusahaan
            Struktur organisasi yang ada di P4S Antanan menggunakan sistem organisasi garis dan staf, maksudnya setiap alasan memimpin bawahan tertentu. Alasan perusahaan menggunakan sistem organik ini, karena sistem organisasi garis dan staf sesuai dengan kondisi perusahaan.











Adapun struktur organisasi P4S Antanan adalah sebagai berikut:








Humas  H.M.Uen.J


gg
 



Akomodasi  Ny. Lis
 


Pemandu
 
Seksi
 
H.M.Agus
 
Sekretaris
 
Nur Ichwan,SE.Akt
 
Dinas/Instansi terkait
























i
 
Bendahara
 
Ir. Suhandi
 
Ketua
 
KTNA
 
Penasehat
 
PEMDA
 




















Gambar 1. Skema struktur organisasi P4S Antanan

            Instruktur P4S Antanan pada tahun 2010 terdiri dari 9 orang, terdiri dari 7 orang instruktur dan 2 orang devisi yang merupakan tenaga yang cukup berpengalaman dan profesional di bidangnya.
4.1.3. Sumber daya perusahaan
            Devisi dan instruktur ysng terdapat di P4S Antanan terdiri dari 9 orang, 2 orang devisi dan 7 orang instruktur yang merupakan tenaga yang cukup berpengalaman dan profesional dibidangnya.
a. Pembagian karyawan P4S Antanan berdasarkan devisi dan instruktur dapat
    dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Pembagian karyawan P4S Antanan berdasarkan devisi dan instruktur
Devisi/Instruktur
Nama Pejabat Devisi/Instruktur
Humas
H.M.Uen.J
Akomodasi
Ny. Lis
Bokashi
Bambang
Tanaman Pangan
Supardi
Peternakan
Dadang
Perkebunan
Aban.Sobana
Perikanan
Suherman
Holtikultura
Yusup
Agribisnis
Ujang.UB





b. Jumlah karyawan P4S Antanan berdasarkan status karyawan dapat dilihat pada   tabel berikut :
Tabel 3. Jumlah karyawan P4S Antanan berdasarkan status
Status
Jumlah (orang)
Karyawan tetap
10
Buruh tani
22

c. Sistem Pengajian
            Sistem penggajian yang diterapkan oleh kelompok tani P4S Antanan ada 2
Sistem yaitu untuk karyawan tetap berdasarkan kelas pelatihan yang dilaksanakan.
Adapun kelas pelatihan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1)  Kelas Ekonomi
            Sistem penggajian untuk karyawan tetap dapat dibayar / tidak dibayar.
2)  Kelas Bisnis
            Sistem penggajian untuk karyawan tetap menggunakan sistem bagi rata dari tarif pelatihan yang berkisar Rp150.000-Rp.200.000 per orang / jam dan  biasa Nya kelas ini dilaksanakan oleh dinas dan departemen pemerintah.
3)  Kelas Super Eksekutif
            Tarif pelatihan berkisar Rp. 1.000.000 per orang / jam dan biasanya dilaksanakan Oleh perorangan atau kelompok dari luar negeri.Penggajian untuk buruh tani dilaksanakan dengan sistem mingguan dengan gaji atau upah pria Rp.15.000 / 5 jam kerja dan wanita Rp.10.000/orang / 5 jam kerja.



d. Sumber daya fisik yang dimiliki oleh perusahaan
Tabel 4. Sumber daya fisik yang dimiliki oleh P4S Antanan
No
Nama Sumber Daya Fisik
Jumlah (buah/Ha)
1
Saung Kantor
1
2
Saung Asrama
2
3
Musholla
1
4
Lahan Percontohan
2 Ha
5
Saung Bokhasi
2
6
Kandang Ternak
1
7
Peralatan Kantor


- Komputer
1

- Meja
3

- Kursi
50

- Lemari
1

- Sova tamu
2

- Laptop
1

- LCD
1

4.1.4. Kondisi keuangan perusahaan
            Kondisi keuangan perusahaan pada awalnya kurang karena perusahaan mengeluarkan modal usaha yang sangat besar untuk membeli lahan, membangun saung, membudidayakan tanaman pangan, hortikultura, perikanan dan peterakan. Saat sekarang ini kondisi keuangan perusahaan telah membaik dengan diterapkannya konsep sistem pertanian organik terpadu ( Integrated Organic System).
1.2.            Deskripsi Kegiatan Bisnis
Pembenihan 
 
4.2.1.   Proses Produksi        







Gambar 2. Bagan atau alur proses produksi budidaya padi yang dilakukan di P4S Antanan



A.      Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada lahan ini yaitu untuk padi sawah. Dan P4S ANTANAN mengolah tanah dengan cara membajak sawah dengan traktor. Agar tanah menjadi halus dan lunak.
Pengolahan tanah bertujuan untuk memecah bongkahan-bongkahan tanah sawah sedemikian rupa hingga menjadi lumpur lunak dan sangat halus. Selain kehalusan tanah, ketersediaan air yang cukup harus diperhatikan. Bila air dalam areal penanaman cukup banyak akan makin banyak unsur hara dalam koloid yang terlarut. Keadaan ini akan berakibat makin banyak unsur hara yang dapat diserap akar tanaman. Tanah diolah dengan cara dibajak menggunakan traktor.
1.      Perbaikan Pematang

Memperbaiki pematang sawah agar lahan sawah tidak bocor dan tidak ditumbuhi tanaman liar untuk menghindari tikus bersarang di pematang sawah. Perbaikan pematang sawah dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pencangkulan untuk bagian sawah yang tidak dapat dijangkau oleh bajak.
2.      Bajak Sawah

Tujuan bajak sawah pada budi daya padi sawah adalah mengubah sifat fisik tanah agar lapisan atas yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Proses awal pengolahan lahan adalah dengan dibajak  untuk membalikkan tanah dan memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan juga menghancurkan gulma setelah sebelumnya lahan digenangi air selama beberapa hari agar tanahnya menjadi lunak. Proses ini dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan kerbau atau sapi maupun secara modern dengan menggunakan traktor.



3.      Ngangler
Ngangler adalah kegiatan perendaman tanah sawah dengan tujuan membusukan jerami sisa panen dan Kompos dapat ditebarkan sambil menunggu bibit siap.
4.      Penggaruan
            Penggaruan adalah pekerjaan memperhalus butiran tanah sehingga menjadi lumpur juga sekaligus bertujuan untuk meratakan lahan dan menyebarkan jerami keseluruh bagian tanah olahan.
5.      Nyorong
Setelah selesai penggaruan, disusul dengan perataan tanah (nyorongan) yang bertujuan untuk meratakan permukaan tanah yang tidak terjangkau oleh permukaan air.
6.      Nyaplak
Foto(4641)
Pekerjaan terakhir di lahan untuk persiapan penanaman adalah pembuatan tanda lokasi penanaman bibit yang berjarak minimal 25 cm atau lebih (pencaplakan). Dengan teraturnya penanaman padi akan memudahkan dalam penyiangan secara mekanis pada waktu pemeliharaan. Penandaan titik penanaman ini selain dengan membuat garis-garis di tanah menggunakan alat yang bisa dibuat secara sederhana dari kayu atau bambu dapat juga menggunakan tali yang diberi tanda.
B.       Pemberian Bokashi
Bokashi pupuk kandang arang ditaburkan ke lahan tanah sawah sebelum dilakukan proses perataan tanah dengan dosis 2 ton/ha. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan bokashi pupuk kandang arang adalah ember, gembor, cangkul, karung goni bekas, kotoran ternak, arang sekam, dedak halus, air secukupnya, EM-4 dan molasses.
C.       Pengadaan Benih
Benih yang digunakan berasal dari varietas unggul yang bermutu dengan criteria berasal dari varietas murni, daya tumbuh 90%, bernas, kering, sehat, bebas dari bibit penyakit dan bebas dari campuran biji rerumputan yang tidak dikehendaki. Benih yang digunakan yaitu varietas Situbagendit.
D.      Pembenihan
Sebelum disemaikan benih dikecambahkan terlebih dahulu dengan cara benih dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam selama 2 malam supaya perkecambahan benih bersamaan. Benih yang terapung harus dibuang, kemudian diperam dalam tumpukan jerami selama 2 malam. Setelah benih berkecambah, benih siap untuk disemaikan.
E.       Persemaian
Benih padi disemaikan pada media kering dengan memanfaatkan halaman rumah sehingga benih lebih mudah dikontrol. Persemaian kering dibuat dengan cara mencampurkan bokashi pupuk kandang ditumpuk sebanyak 1 ember, ditambah arang sekam 2 ember, bokashi pupuk kandang ½ ember lalu diaduk secara merata. Hasil campuran media persemaian ditumpuk di atas kertas semen dengan ketebalan kurang lebih 4 cm dan diratakan sesuai dengan ukuran kertas semen. Benih padi ditebar di atas media persemaian secara merata kemudian di tutup 1 cm dengan bahan persemaian. Lalu disiram dengan air secara merata sampai media persemaian dalam keadaan lembab kemudian di tutup dengan menggunakan karung goni bekas.
F.       Penanaman
Penanaman dilakukan ketika lahan dan bibit telah memenuhi syarat untuk ditanami. Syarat bibit yang baik untuk ditanami adalah setinggi 10-15 cm dan memiliki 4-5 helai daun, bebas dari hama dan penyakit serta jenisnya seragam. Bibit pada persemaian dicabut dengan hati-hati tanpa merusak perakaran tanaman, dikumpulkan kemudian diikat untuk dibawa ke lahan yang akan ditanami. Sebelum lahan ditanami pencaplakan dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan jarak tanam. Bibit padi ditanam dengan system legowo dengan jarak tanam 30 cm x 25 cm x 12,5 cm.
G.      Pemeliharaan
a.       Penyiangan
Penyiangan bertujuan agar tanaman padi dapat tumbuh dengan sempurna sehingga produktivitasnya menjadi tinggi. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan 42 hari setelah tanam dengan mencabut gulma yang tumbuh kemudian dibenamkan di antara rumpun padi sehingga dapat menjadi sumber hara bagi tanah dan tanaman.
b.      Pemupukan
Pemupukan dilakukan awal tanam dan setelah penyiangan yaitu 21 hari setelah tanam dan 42 hari setelah tanam. Pemupukan dasar dilakukan dengan menaburkan pupuk Urea dengan dosis 62 kg/ha, SP36 75 kg/ha, dan KCL 25 kg/ha. Pemupukan susulan pertama dengan menaburkan pupuk Urea 62 kg/ha, dan KCL 25 kg/ha. Kemudian dilanjutkan dengan pemupukan susulan kedua dengan dosis Urea 63,5 kg/ha dan KCL 25 kg/ha.
c.       Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit dikendalikan secara hayati dan nabati yang ramah lingkungan. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi dikendalikan dengan menyemprotkan pestisida nabati atau EM5 dengan konsentrasi 20 cc/liter air.
H.      Panen dan Pasca Pasca panen
  1. Panen
Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah memenuhi syarat untuk di panen. Adapun syarat padi yang sudah bisa di panen yaitu telah menguning di atas 90% atau telah cukup umur dan tangkainya sudah menunduk. Untuk memastikan padi yang sudah siap di panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirnya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk di panen. Padi di panen dengan menggunakan sabit dan batang disisakan 5-10 cm di atas permukaan tanah.
Setelah pemanenan, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Perontokan dilakukan dengan alat perontok bertenaga manusia. Adapun cara perontokan dengan alat ini adalah dengan cara batang padi dipukul-pukulkan ke kayu hingga padi berjatuhan. Untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan harus diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran plastic (terpal). Dengan alas tersebut maka seluruh gabah diharapkan dapat tertampung.
Setelah dirontokkan butir-butir gabah dibersihkan dari sisa-sisa batang padi, kemudian dikumpulkan untuk dimasukkan ke dalam karung dan dibawa pada gudang penyimpanan sementara.
  1. Pasca panen
Kegiatan pasca panen merupakan perlakuan padi setelah di panen yaitu meliputi pengeringan dan penyimpanan. Pengeringan bertujuan agar gabah tetap utuh dan tidak berjamur sementara itu penyimpanan dilakukan hanya bersifat sementara apabila padi langsung terjual maka gabah tidak perlu disimpan di gudang penyimpanan sementara.
Pengeringan gabah dilakukan di bawah sinar matahari. Gabah yang dikeringkan ini dihamparkan di atas lantai semen terbuka yang di alas dengan terpal agar gabah tidak tercampur dengan tanah ataupun kotoran lainnya. Lamanya penjemuran tergantung pada kondisi cuaca. Bila cuaca cerah dan namun bila keadaan cuaca yang kurang mendukung (terkadang mendung dan gerimis) maka penjemuran dapat berlangsung lebih lama.
4.2.2.   Deskripsi Produk
Produk yang dihasilkan di P4S Antanan yaitu padi yang di jual dalam bentuk gabah basah dan gabah kering serta beras. Produk yang di jual yaitu padi yang berkualitas.


4.2.3.   Deskripsi pelanggan
Pelanggan atau pembeli padi ini yaitu kalangan umum yang berasal dari luar daerah dan juga masyarakat sekitar. Seperti dari daerah luar kota bogor ataupun dari daerah jawa yang lain.
4.2.4. Deskripsi pemasok bahan baku
Bahan baku produksi merupakan benih tanaman padi yang berasal dari daerah Bogor. Sedangkan untuk pestisida dan pupuk organik dibeli dari toko pertanian yang berada di wilayah Bogor  dan juga bisa dibuat sendiri. Pestisida yang dibuat sendiri berasal dari air penyiraman pembuatan arang sekam.  Sedangkan pupuk organik berasal dari jerami tanaman padi itu sendiri dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak yang dibudidayakan di perusahan tersebut.
4.2.5.   Deskripsi Kegiatan Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu tindakan yang paling menentukan suatu usaha, permintaan akan padi ini terus menereus meningkat. Daerah pemasaran padi masih diwilayah jabotabek. Padi maupun beras yang dipasarkan oleh P4S Antanan tergantung pesanan yaitu mulai dari 20 kg, 50 kg, 100 kg dan seterusnya. Apabila pesanan diatas 100 kg bisa diantar langsung ketempat pembeli jika masih berasa didaerah bogor. Harga yang ditetapakan yaitu sesuai dengan harga pasar yang berlaku.  
4.3.      Analisis Lingkungan Strategik
            Dalam laporan tugas akhir, analisis SWOT merupakan suatu cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan dan strategi yang efektif bagi perusahaan.  Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Adapun ke empat strategi tersebut adalah :
a)      Strategi SO (Strenghts – Opportunities), atau sering disebut strategi agresif
b)      Strategi WO (Weaknesses – Opportunities), atau strategi diversifikasi jangka panjang
c)      Strategi ST (Strenghts – Treaths), atau strategi meminimalkan kelemahan untuk merebut peluang.
d)     Strategi WT (Weaknesses – Treaths), atau strategi defensive.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada matrik berikut ini










Tabel 5. Analisis lingkungan strategik di P4S Antanan
 

                                                      IFAS






EFAS
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknes)
a.  Memiliki SDM dan SDA yang berkualitas
b.  Bahan baku yang mudah didapat dan dekat dengan lokasi perusahaan
c.  Keadaan lahan yang subur, dan mempunyai panorama alam yang indah
d.  Sebagi pusat pendidikan dan pelatihan organik terpadu tanpa limbah terbuang
e.  Menjalin pola kemitraan yang baik
f.  Produksi yang lebih besar dari pesaing sehingga penjualannya bisa lebih besar
a. Pengembalian investasi yang lama
b. Produksi yang dihasilkan kurang berkualitas
c. Struktur organisasi belum berjalan dengan baik
                                                 

Peluang (Opportunities)
Strategi (SO)
Strategi (WO)
a.   Prospek pasar yang tinggi
b.   Ketelitian masyarakat mengkonsumsi produk pertanian organik
c.    Perkembangan teknologi dibidang informasi, komunikasi serta transportasi.


a. Memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pertanian organik.
b. Memanfaatkan teknologi untuk promosi dan penjualan produksi melalui media elektronik, cetak dan internet
a. Meningkatkan produksi melalaui pengembangan khusus yang akan menguntungkan perusahaan
b.Memanfaatkan peluang pasar dengan memperluas lahan
Ancaman (Threats)
Strategi (ST)
Strategi (WT)
a.       Jumlah pesaing yang sama  semakin banyak
b.       Keadaan alam yang sulit diprediksi

a.   Labeling  produk dengan memberikan label secara spesifik seperti merek,logo dan isi kandungan produk
b.   Mempertahankan loyalitas & meningkatkan kualitas SDM melaui program pelatihan rutin dibidang produksi dan pemasaran secara berkesinambungan
c.    Optimal SDM yang ada
a. meningkatkan kualitas produksi
    dalam menghadapi pesaing
b. Mencari investor untuk bisa memberikan pinjaman.