I.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Morfologi Tanaman Padi
Padi (Oryza sativa L) merupakan salah satu tanaman pangan rumput-rumputan.
Berdasarkan taksonomi tanaman, padi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Division : Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monokotyledoneae
Ordo : Graminales
Famili :
Graminae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Sumber : (Satuan Pengendalian Bimas, 1993).
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman padi juga tergolong tanaman pertanian kuno yang
berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis
dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang
(Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan
di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India,
beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, dan
Vietnam (Warintek Bantul, 1999).
Secara morfologi tanaman padi termasuk golongan tanaman setahun atau
semusim. Batang berbentuk bulat berongga, dan memanjang seperti pita yang
berdiri pada ruas-ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada
ujung batang (AAK, 1990). Tanaman padi terdiri dari bagian vegetatif yang
meliputi akar, batang, daun dan bagian generative meliputi malai yang terdiri
dari bulir-bulir daun bunga (Hirupbagja, 2009).
Akar padi digolongkan ke dalam akar
serabut. Akar primer (radikula) yang tumbuh sewaktu berkecambah bersama akar
seminal yang jumlahnya antara 1-7. Akar-akar seminal selanjutnya akan
digantikan oleh akar sekunder yang tumbuh dari buku terbawah batang (Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian /BP3 Bogor, 1988).
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu
dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Daun dan tunas (anakan) tumbuh
pada buku. Batang terdiri dari pelepah-pelepah
daun dan ruas-ruas yang tertumpuk padat. Setelah memasuki stadia reproduktif
ruas-ruas tersebut memanjang dan
berongga. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. (Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian /BP3 Bogor, 1988: Hirupbagja, 2009).
Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-seling,satu
daun pada tiap buku. Daun terdiri dari :
- Helaian daun yang terletak pada batang padi, berbentuk memanjang seperti pita.
- Pelepah daun yang membungkus ruas.
- Telinga daun (auricle); lidah daun (ligule).
Daun bendera mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang
terbesar. Banyak daun dan besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan
malai, tergantung kepada varietas-varietas padi yang ditanam.
Anakan (tunas) mulai tumbuh setelah tanaman padi memiliki 4 atau 5 helai
daun dan tumbuh pada dasar batang. Tanaman padi memiliki pola anakan berganda
(anak-beranak). Dari batang utama akan tumbuh anakan primer sampai anakan
tersebut memiliki 6 daun dengan 4-5 akar. Dari anakan primer selanjutnya tumbuh
anakan sekunder yang kemudian menghasilkan anakan tersier (Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian /BP3 Bogor, 1988).
Malai merupakan sekumpulan bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku
paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai,
sedangkan butir-butir nya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun
cabang-cabang kedua. Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai
bila butir telah terisi dan menjadi buah. Panjang malai ditentukan oleh sifat
baka (keturunan) dari varietas dan keadaan keliling. Panjang malai beraneka
ragam, pendek (20 cm), sedang (20-30 cm) dan panjang (lebih dari 30 cm)
(Hirupbagja, 2009). Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan
cabang-cabang primer dan cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang
sekunder. Tangkai buah (pedicel) tumbuh dari buku-buku cabang primer maupun
cabang sekunder.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6
buah,tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai
kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik
yang berbentuk malai dengan warna pada ummnya putih atau ungu.
Waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi mengembang karena ia mengisap
air dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan
terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang sedang memanjang, keluar dari
bagian atas atau samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti
dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepungt sarinya.
Sesudah tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea
menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari ke kepala putik maka
selesailah sudah proses penyerbukan. Kemudian terjadilah pembuahan yang
menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber
makanan cadangan bagi tanaman yang baru tumbuh (Hirupbagja, 2009).
Buah padi, sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya
bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini
terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta
bagian-bagian lain membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah terdiri
dari tiga bagian : bagian paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut
mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium. Biji sebagian besar ditempati
oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embrio
(lembaga) yang terletak di bagian sentral yakni di bagian lemma (Hirupbagja,
2009).
Daun lembaga dan akar lembaga terdapat pada lembaga. Endosperm umumnya
terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein. Endosperm juga
mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik (Badan Pengendali BIMAS,
1973).
1.2.Faktor
Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari pengaruh faktor
lingkungan. Faktor lingkungan ini meliputi iklim dan jenis tanah. Setiap
tanaman menghendaki keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pada
kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman padi dapat tumbuh dengan baik dan
berproduksi tinggi. Oleh karena itu, sebelum membudidayakan tanaman perlu
diketahui terlebih dahulu syarat-syarat ekologi tumbuhnya (Hirupbagja,
2009).
Tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU
sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim
hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau
1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim
kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan,
walaupun air melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan kurang
intensif.
Lahan sawah berpengairan lebih produktif dari lahan sawah tadah hujan yang
terdapat pada sistem sawah. Keragaman produktivitas dan produksi padi itu
terjadi karena, baik secara langsung atau tidak, air mempengaruhi metabolisme
karbon dan protein. Menurut Kramer, (1969) dalam Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian /BP3 Bogor, (1988), air bagi tanaman berfungsi sebagai:
- Komponen utama sel-sel.
- Pelarut bahan-bahan anorganik dan organik di dalam tanah dan dalam tubuh tanaman yang memerlukan.
- Pereaksi dalam proses fotosintesis dan hidrolitik.
- Pemantap turgor sel-sel atau jaringan untuk kelangsungan pembelahan dan dan pembesaran sel atau pertumbuhan jaringan, dan
- Pemantap suhu tanah dan tanaman melalui evapotranspirasi.
Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman. Suhu yang panas
merupakan kondisi yang sesuai bagi tanaman padi. Tanaman padi dapat tumbuh
dengan baik pada suhu 230 C ke atas, sedangkan di Indonesia pengarh suhu tidak
terasa, sebab suhunya hamper konstan sepanjang tahun. Adapn salah satu pengaruh
terhadap tanaman padi yaitu kehamparan pada biji (AAK, 1990).
Tanaman padi memerlukan penyinaran mataharipenuh tanpa naungan. Angin
berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan
merobohkan tanaman. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl
dengan temperatur 22-270 C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan
temperatur 19-230 C.
Tanaman padi dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, tetapi untuk padi yang
ditanam di lahan persawahan memerlukan syarat-syarat tertentu, karena tidak
semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. System tanah sawah,
lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi
sepanjang musim tanam. Oleh karena itu jenis tanah yang sulit menahan air
kurang cocok dijadikan lahan persawahan. Sebaiknya tanah yang sulit dilewati
air sangat cocok dibuat lahan persawahan (Suparyono, 1997).
Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki
lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang
subur dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi
sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada
prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena
mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak
mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk
mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang
khusus.
1.3.Sistem
Legowo
Cara tanam padi sistem legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan
untuk memperbaiki produktivitas saha tani. Teknologi ini merupakan perubahan
dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanaman jajar legowo. Legowo diambil
dari bahasa Jawa Banyumas yang berasal dari kata lego dan dowo. Lego artinya
luas dan gowo artinya memanjang. Jadi diantara kelompok barisan tanaman padi
terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Jarak antar kelompok
barisan (lorong) bisa mencapai 50 cm, 60 cm atau 70 cm bergantung pada
kesuburan tanah (Suriapermana et al, 1990, dalam Pahruddin Aup et al, 2004).
Teknologi legowo dikembangkan untuk memanfaatkan pengaruh barisan pinggir
tanaman padi (border effect) yang
banyak (Departemen Pertanian, 1995). Dengan system legowo, tanaman padi tumbuh
lebih baik dan hasilnya lebih tinggi karena luasnya border effect dan lorong dipetakan
sawah sehingga menghasilkan bulir gabah yang bernas (Pahruddin et al, 2004).
Tujuan cara tanam legowo adalah :
1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada
bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman,
maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan
mendapatkan bobot buah yang lebih berat.
2.
Mengurangi
kemungkunan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relative terbuka,
hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.
3.
Menekan
serangan penyakit. Pada lahan yang relative terbuka, kelembaban akan semakin
berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang.
4.
Mempermudah
pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Posisi orang yang
melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit bisa leluasa pada
barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
5.
Menambah
populasi tanaman. Missal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah
sekitar 30%. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkatan
produktivitas hasil (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, 2009).
1.4.Peranan
Pupuk Organik Bokashi
Sistem pertanian modern penggunaan pupuk kimia sudah
banyak digunakan dengan alasan untuk meningkatkan produksi
dan mencapai swasembada beras tanpa adanya penambahan organik ke dalam tanah.
Adapun dampak yang ditimbulkan dalam penggunaan pupuk kimia adalah
mengakibatkan tanah menjadi bantat (sangat keras) padahal struktur tanah yang
secara alamiah remah dan gembur sehingga belakangan ini petani sering mengeluh
karena tanah mereka yang rusak dan produksi semakin menurun (Andoko, 2010).
Dewasa ini masyarakat mulai menyadari dampak buruk pupuk kimia yang
diberikan secara terus-menerus tanpa adanya pemberian bahan organik
dalam tanah. Berdasarkan penelitian dari ahli tanah bahwa lebih 90% tanah-tanah
pertanian yang tersebar di Indonesia kadar bahan organiknya di bawah 1%. Ini
menandakan bahwa tanah pertanian Indonesia rusak parah. Akibat dari kesalahan
dalam pengelolaan termasuk dalam penggnaan bahan pupuk dan pestisida yang di
luar dosis kewajaran (EM Forum, 2009).
Agar tidak terjadi keadaan yang lebih buruk lagi, yang dapat mengganggu
keberlanjutan sistem produksi padi sawah, maka perlu ditempuh upaya-upaya konservasi
dan rehabilitasi sumberdaya lahan yang ada. Model intensifikasi padi sawah di
masa mendatang sudah selayaknya untuk tidak bertumpu kepada penggunaan pupuk
kimia guna mencapai target produksi, namun perlu difikirkan dan dikembangkan
upaya-upaya untuk mengembalikan kesuburan lahan. Salah satu upaya yang dapat
ditempuh untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah pemasyarakatan kembali
penggunaan bahan organik di antaranya dengan penggunaan pupuk organik bokashi
pada usaha tani padi sawah (Pramono, 2004).
Menurut Karama et al. (1990) dalam Suhartatik dan Sismiyati (2000) dan Pramono
(2004), bahwa bahan organik memiliki fungsi-fungsi penting dalam tanah yaitu; fungsi
fisika yang dapat memperbaiki sifat fisika tanah seperti memperbaiki agregasi
dan permeabilitas tanah; fungsi kimia dapat meningkatkan kapasitas tukar kation
(KTK) tanah,meningkatkan daya sangga tanah dan fungsi biologi sebagai sumber
energi
utama bagi aktivitas jasad renik tanah. Mengingat begitu penting peranan bahan
organic, maka penggunaannya pada lahan-lahan yang kesuburannya mulai menurun
menjadi amat penting untuk menjaga kelestarian sumberdaya lahan tersebut.
Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau
peragian bahan organik dengan teknologi EM-4 (Effective Microorganisme 4).
Keunggulan teknologi EM-4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam
waktun yang relative singkat dibandingkan dengan cara konvensional. EM-4
sendiri mengandung Azotobacter sp, Lactobacillus sp, ragi, bakteri fotosintetik
dan jamur pengurai selulosa.
EM-4 adalah suatu teknologi pengembangan dan pemanfaatan effectif
organisme yang konsep dan teknologinya dikembangkan oleh Prof. Dr. Teuro Higa
dari Universitas Ryukus, Okinawa, Jepang sejak tahun 1980. Dasar teoritis
teknologi EM-4 adalah adanya anggapan bahwa dalam tanah EM dapat
memfermentasikan bahan organik dalam bentuk senyawa organik,
gula, alcohol dan berbagai zat biogenik yang dapat diserap langsung oleh perakaran tanaman. Hal
ini agak berbeda dengan dasar teori yang umum dianut dimana bahan organik
(unsur hara) harus terdekomposisi terlebih dahulu (menjadi bentuk ion) agar
dimanfaatkan oleh tanaman (Fajri R, 2009).
EM-4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang banyak mengandung
Lactobacillus sp (bakteri penghasil asam laktat) dan dalam jumlah yang sedikit
mengandung bakteri fotosintetik, Actinomycetes, ragi, dan jamur fermentasi yang
berpengaruh menguntungkan bagi produksi dan pertumbuhan tanaman. Bahan ini
diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman populasi
mikroorganisme dalam tanah dan tanaman yang selanjutnya dapat meningkatkan
kesehatan, kuantitas, dan kualitas produksi tanaman (Higa dan Wididana, 1989).
Jumlah mikroorganisme fermentasi di dalam EM-4 sangat banyak, sekitar 80
genus. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam
memfermentasikan bahan organik. Dari sekian banyak mikroorganisme,ada
lima golongan yang pokok, yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp,
Sterptomycetes sp, ragi (yeast), dan Actynomycetes.
- Bakteri fotosintetik
Bakteri ini merupakan bakteri bebas yang dapat mensintesis senyawa
nitrogen, gula dan substansi bioaktif lainnya. Hasil metabolit yang diproduksi
dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk
perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan.
- Lactobacillus sp. (bakteri asam laktat)
Bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan
karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri
asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang kuat yang dapat menekan
mikroorganisme yang berbahaya dan merugikan bahan organik dengan cepat.
- Stereptomycetes sp
Stereptomycetes sp. mengeluarkan enzim stereptomisin yang bersifat racun
terhadap hama dan penyakit yang merugikan.
- Ragi (yeast)
Ragi memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara
fermentasi. Substansi bioaktif yang dihasilkan ragi berguna untuk pertumbuhan
sel dan akar. Ragi ini juga berperan dalam perkembangbiakan atau pembelahan
mikroorganisme menguntungkan lain seperti Actinomycetes dan bakteri asam
laktat.
- Actynomycetes
Actynomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur yang
mengambil asam amino dan zat serupa yang diproduksi bakteri fotosintetik dan
mengubahnya menjadi antibiotik untuk mengendalikan pathogen, mengendalikan
jamur dan bakteri berbahaya dengan cara menghancurkan zat khitin yaitu zat esensial
untuk pertumbuhannya. Actynomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik
bagi perkembangan mikroorganisme lain.
Salah
satu unsur pembentuk tanah adalah bahan organik, jadi dapat diketahui
pentingnya penambahan bahan organik di dalam tanah. Sebelum mengalami proses
perubahan, sisa hewan dan tumbuhan ini tidak berguna bagi tanaman karena unsur
hara terikat dalam bentuk yang tidak dapat diserap oleh tanaman. Oleh sebab itu,
diperlukan proses penguraian terlebih dahulu melalui
dekomposisi bahan organik tersaebut.
Dekomposisi bahan organik dapat melalui 2
proses, yaitu proses oksidatif yang dapat dilakukan oleh bakteri aerobik
sintetik dan melalui proses fermentasi oleh mikroorganisme anaerob. Proses
fermentasi bahan organik ini dapat dilakukan dengan penambahan EM-4
langsung pada bahan organik yang dikenal dengan istilah bokashi, yang dalam
proses pembuatannya ditambahkan gula (molasses), dedak/sekam dan air sebelum
diokulasi dengan EM-4 (Subadiyasa, 1997 dalam Kuncoro 2001).
Kompos yang dibuat dengan teknologi EM-4 dapat dilakukan hanya dalam waktu
empat hari, sedangkan secara tradisional pembuatan kompos memerlukan waktu 3-4
bulan. Disamping itu kompos dengan teknologi EM-4 memiliki kualitas yang lebih
baik dari kompos yang dibuat secara tradisional (Antanan, 2000). Lebih lanjut
dijelaskan, dengan menggunakan EM-4 maka akan mengurangi bau busuk, mengurangi
waktu pengomposan sampai dengan 50% lebih cepat, menaikkan kemampuan
pertumbuhan, menyehatkan tanaman, lebih baik dari zat pengatur tmbuh dan
membantu menjaga lingkungan.
III. METODOLOGI PENULISAN
3.1. Ruang Lingkup
Laporan ini ditulis berdasarkan kegiatan pengalaman kerja
praktek mahasiswa (PKPM) tahun ajaran 2010-2011 selama tiga bulan terhitung
mulai tanggal 1 April sampai 3 Juli 2011. Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa
ini dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
Antanan di desa Cimande, RT/RW 11/3 Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, Jawa
Barat.
Penulisan laporan ini mencakup
langkah-langkah tehnik budidaya sampai kepada pengelolaan tanaman padi sistem
legowo serta strategi pengembangan bisnis. Dengan sistem legowo yang diterapkan
pada budidaya tanaman padi dengan pemanfaatan bokashi pupuk kandang arang akan
meningkatkan produksi padi yang akan dilaksanakan. Karena P4S ANTANAN belum
menggunakan teknologi bokashi pupuk kandang arang pada budidaya tanaman padi
yang ada di perusahaan nya. Sehingga ingin mengusulkan agar teknologi tersebut
bisa dilaksanakan untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih baik atau
meningkatkan hasil dari hasil produksi tanpa menggunakan teknologi bokashi
pupuk kandang arang.
1.2. Metode
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penulian
laporan ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif
maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengamatan dan wawancara
langsung dengan pihak pengelola perusahaan yang mengerti tentang kondisi
lingkungan usahanya dengan tujuan untuk memperoleh informasi faktor
internal yaitu faktor yang terjadi di dalam perusahaan dan faktor
eksternal yaitu faktor yang terjadi di luar lingkungan perusahaan.
Data sekunder yang merupakan
pelengkap data primer diperoleh dari laporan manajemen perusahaan, hasil
laporan sebelumnya yang terkait dengan topik laporan, artikel, pustaka, serta literatur yang
berkaitan dengan permasalahan yang dianalisis.
1.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis yang
digunakan adalah pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis data dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif, kemudian disajikan dalam bentuk tabel
dan uraian. Data terkumpul dalam tahap pengumpulan diolah terlebih dahulu. Tujuannya adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan
disajikan dalam susunan yang baik dan rapi.
Analisis yang digunakan dalam
laporan ini adalah Analisis SWOT (Strengths,
Weakness, Opportunities, and Threats). Matrik SWOT merupakan alat
pencocokan yang penting yang membantu manager mengembangkan empat tipe
strategi, yaitu: SO (Strengths and
Opportunities), strategi WO (Weakness
and Opportunities), strategi ST (Strengths
and Thereats), an strategi WT (Weakness
and Threats).
Langkah-langkah dalam menganalisis SWOT adalah :
1.
Menuliskan
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.
2.
Menuliskan
peluang da ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.
3.
Mencocokkan
kekuatan dengan peluang dan mencatat hasil strategi SO.
4.
Mencocokkan kelemahan dengan ancaman
dan mencatat hasil strategi WO.
5.
Mencocokkan
kekuatan dengan ancaman dan mencatat hasil strategi ST.
6.
Mencocokkan
kelemahan dengan ancaman dan mencatat hasil strategi WT.
Berdasarkan
hasl persilangan kempat faktor tersebut, mampu melahirkan empat kemungkinan
alternative strategi yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk dijadikan
sebagai strategi pengembangan usaha seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Table 1. Matriks SWOT
Kekuatan (S)
|
Kelemahan (W)
|
|
Peluang (O)
|
Strategi S-O
Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
|
Strategi W-O
Meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang
|
Ancaman (T)
|
Strategi S-T
Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
|
Strategi W-T
Meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman
|
Sumber: David, 2002
IV.
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK PERUSAHAAN
4.1. Gambaran
Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah
Perusahan
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan terletak
di Kampung Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Bogor, Jawa Barat. P4S
Antanan dirintis oleh Almarhum H. Hamid pada tahun 1975 dengan nama kelompok
tani ”Siluman”
(sisa usaha tambah lumayan) yang beranggotakan 20 orang. Pada tahun 1978 dirubah menjadi kelompok tani
”Mekar” (Menuju Seluarga Sejahtera) dan pada tahun 1980 dirubah lagi menjadi
kelompok tani ”Antanan” ( Anak Tani Nan Harapan) yang beranggotakan 30 orang.
Nama Antanan ini diambil dari rumput liar yang tumbuh di pematangan sawah
atau ladang yang suka dimanfaatkan untuk lalap dan obat. Dari manfaat itulah
oleh kelompok tani Antanan dijadikan sebagai filosofi bahwa antanan adalah
tumbuhan liar di pematang sawah atau ladang yang suka diinjak-injak tapi tidak
mati bahkan bisa dijadikan lalap atau obat bahkan sampai saat ini terbukti pada
saat krisis yang berkepanjangan hanya sektor pertanian yang mampu bertahan.
Menurut Pengelola P4S Antanan H. Nur
Ihwan (anak
mendiang H Hamid), berkat kesuksesan P4S Antanan dalam pengembangan
pertanian organik berbagai penghargaanpun diraih baik dari pemerintah daerah
maupun pusat sebagai pusat pelatihan pertanian berbasis organik. ”Penghargaan
terbesar adalah kepercayaan masyarakat terhadap Antanan dalam mengembangkan
pertanian organik,’’
Pertama kali P4S Antanan ini didirikan oleh Almarhum H. Hamid sebagai
petani muda yang haus informasi dan cepat mengadopsi teknologi baru menjadi
kader penggerak pembangunan pertanian di desanya. Beberapa komoditi pertanian
diintegrasikan menjadi usaha tani terpadu yang saling keterkaitan antara
komoditas dalam meningkatkan pendapatan usaha taninya. Sebagai pencinta
lingkungan yang sehat selalu bekerja dan mengajak kelompoknya untuk
memanfaatkan limbah dan tanaman menjadi pupuk organik. Berkat hasil kerja
kerasnya, Hamid pada tahun 1994 dikirim pemerintah mempelajari pertanian
organik yang akrab lingkungan ke Thailand melalui Departemen Pertanaian Bogor.
Berkat pengetahuan yang dimilikinya, Hamid membuktikan diri bahwa pertanian
organik dapat meningkatkan peroduktifitas pertanian. Terbukti hasil pertanian
yang dikembangkan di Antanan selalu meningkat seperti komoditi untuk Salak
Selebor, padi, jagung, jahe dan komoditi lainnya. Bahkan Antanan sudah mampu
mensuplai hasil pertanian organiknya ke supermarket. Program kelompok tani
Antanan hingga kini masih terus eksis dengan pengembangan sistem pertanian
terpadu atau Integrated Farming System
(IFS).
IFS adalah sistem pertanian (Usaha
Tani) yang mengumpulkan kegiatan Peternakan, Pertanian (padi,
palawija
dan holtikultura), Perikanan, Perkebunan, Industri dan Jasa dalam satu lahan
pertanian (Usaha Tani). Semua sub sistem dalam sistem ini akan saling mendukung
dan memperkuat antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada satu produk
dari satu sistem yang terbuang karena akan bermanfaat bagi sub sistem lainnya.
Alasan tersebut diatas merupakan suatu model yang tepat untuk diterapkan
dalam suatu usaha tani, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
para petani disamping mempertahankan kesuburan tanah dan lingkungan yang ramah.
Hasil kegiatan usaha tani terpadu tidak hanya berhenti sampai proses produksi,
tetapi lebih berkembang pada proses pengolahan
sortasi dan pengemasan yang akan dikelola melalui Industri Kecil.
Pada tahap selanjutnya para petani mau dan mampu berusaha
meningkatkan pendapatan, sehingga bisa mencapai hidup yang sejahtera, mandiri
dan akan mampu beragrobisnis, mau menerima kredit komersial dan mampu
mengembalikan kredit berdasarkan analisa usaha tani. untuk itu perlu suatu
model dan mekanisme layanan yang tepat agar tujuan ini dapat tercapai.
Lokasi dan Kondisi umum P4S Antanan
Lokasi P4S Antanan terletak di Desa
Cimande dan Pancawati. Kantor pusat dari
kegiatan P4S Antanan Pancawati merupakan cabang yang baru berdiri sekitar tahun
2003. Dari kedua P4S Antanan, baik
Cimande maupun Pancawati terletak di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat.
Luas lahan P4S Antanan Cimande
sebanyak 2 Ha. Sebagian besar ditanamin
salak pondoh, sisanya ditanamin jahe gajah, padi dan sedikit tanaman
hortikultura. Selain itu terdapat pabrik
pembuatan pupuk organik bokasi, pembuatan arang sekam, kantor pusat, gudang,
rumah dan kolam ikan.
Visi, misi dan tujuan P4S Antanan
Visi dari P4S Antanan adalah menjadi
pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya yang berkelanjutan untuk
meningkatkan masyarakat pertanian diIndonesia.
Misi P4S
Antanan yaitu :
a.
Pemberdayaan
sumber daya pertanian pedesaan
b.
Keswadayaan
dalam mengelolah sumber daya pertanian pedesaan
c.
Kemandirian
dalam berusaha tani ramah lingkungan
Tujuan P4S
Antanan yaitu :
a.
Memberdayakan
SDM pertanian yang handal untuk membangun pedesaan.
b.
Menumbuh
kembangkan generasi peduli pelestarian alam dan lingkungan yang berkelanjutan.
c.
Meningkatkan
mutu dan daya jual komoditi pertanian unggulan.
Output yang akan dicapai melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan di P4S Antanan adalah melahirkan ”
petani-petani yang baru yang unggul dalam hal etos kerja, keterampilan yang
aplikatif.
Fasilitas yang dimiliki Pusat
Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan adalah lahan seluas ± 5
Ha digunakan sebagai budidaya tanaman pertanian, kolam ±200 m² digunakan
sebagai pemeliharaan ikan dan kandang ±130 m² digunakan untuk berukuran 4 m x 5
m dan papan tulis serta tikar sebagi penunjang kenyamanan belajar. Asrama juga
disediakan bagi peserta pelatihan yang datang dari luar daerah yang berukuran
6m x6m, ditambah lagi fasilitas baru penambahan LCD.
Pada tahun 2005, P4S Antanan membuka
cabang baru dikampung Ciherang Satim, Desa Pancawati, Kecamatan Caringin,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. P4S Antanan Pancawati merupakan konsep system
pertanian organic terpadu tanpa limbah terbuang (Integrated Farming Sistem Zero Waste) Organik.
4.1.2 Organisasi
Perusahaan
Struktur organisasi yang ada di P4S
Antanan menggunakan sistem organisasi garis dan staf, maksudnya setiap alasan
memimpin bawahan tertentu. Alasan perusahaan menggunakan sistem organik ini,
karena sistem organisasi garis dan staf sesuai dengan kondisi perusahaan.
Adapun struktur organisasi P4S Antanan adalah sebagai
berikut:
|
|||||
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 1. Skema struktur organisasi P4S Antanan
Instruktur
P4S Antanan pada tahun 2010 terdiri dari 9 orang, terdiri dari 7 orang
instruktur dan 2 orang devisi yang merupakan tenaga yang cukup berpengalaman
dan profesional di bidangnya.
4.1.3. Sumber daya perusahaan
Devisi dan instruktur ysng terdapat di P4S Antanan
terdiri dari 9 orang, 2 orang devisi dan 7 orang instruktur yang merupakan
tenaga yang cukup berpengalaman dan profesional dibidangnya.
a. Pembagian karyawan P4S Antanan berdasarkan devisi dan
instruktur dapat
dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2. Pembagian karyawan P4S Antanan berdasarkan
devisi dan instruktur
Devisi/Instruktur
|
Nama Pejabat Devisi/Instruktur
|
Humas
|
H.M.Uen.J
|
Akomodasi
|
Ny. Lis
|
Bokashi
|
Bambang
|
Tanaman Pangan
|
Supardi
|
Peternakan
|
Dadang
|
Perkebunan
|
Aban.Sobana
|
Perikanan
|
Suherman
|
Holtikultura
|
Yusup
|
Agribisnis
|
Ujang.UB
|
b.
Jumlah karyawan P4S Antanan berdasarkan status karyawan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Jumlah karyawan P4S Antanan berdasarkan status
Status
|
Jumlah (orang)
|
Karyawan tetap
|
10
|
Buruh tani
|
22
|
c.
Sistem Pengajian
Sistem penggajian yang diterapkan
oleh kelompok tani P4S Antanan ada 2
Sistem
yaitu untuk karyawan tetap berdasarkan kelas pelatihan yang dilaksanakan.
Adapun
kelas pelatihan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Kelas Ekonomi
Sistem penggajian untuk karyawan
tetap dapat dibayar / tidak dibayar.
2) Kelas Bisnis
Sistem penggajian untuk karyawan
tetap menggunakan sistem bagi rata dari tarif pelatihan yang berkisar
Rp150.000-Rp.200.000 per orang / jam dan
biasa Nya kelas ini dilaksanakan oleh dinas dan departemen pemerintah.
3) Kelas Super Eksekutif
Tarif pelatihan berkisar Rp. 1.000.000
per orang / jam dan biasanya dilaksanakan Oleh perorangan atau kelompok dari
luar negeri.Penggajian untuk buruh tani dilaksanakan dengan sistem mingguan
dengan gaji atau upah pria Rp.15.000 / 5 jam kerja dan wanita Rp.10.000/orang /
5 jam kerja.
d.
Sumber daya fisik yang dimiliki oleh perusahaan
Tabel 4. Sumber daya fisik yang dimiliki oleh P4S Antanan
No
|
Nama Sumber Daya Fisik
|
Jumlah (buah/Ha)
|
1
|
Saung Kantor
|
1
|
2
|
Saung Asrama
|
2
|
3
|
Musholla
|
1
|
4
|
Lahan Percontohan
|
2 Ha
|
5
|
Saung Bokhasi
|
2
|
6
|
Kandang Ternak
|
1
|
7
|
Peralatan Kantor
|
|
- Komputer
|
1
|
|
- Meja
|
3
|
|
- Kursi
|
50
|
|
- Lemari
|
1
|
|
- Sova tamu
|
2
|
|
- Laptop
|
1
|
|
- LCD
|
1
|
4.1.4. Kondisi keuangan
perusahaan
Kondisi keuangan perusahaan pada awalnya kurang karena
perusahaan mengeluarkan modal usaha yang sangat besar untuk membeli lahan,
membangun saung, membudidayakan tanaman pangan, hortikultura, perikanan dan
peterakan. Saat sekarang ini kondisi keuangan perusahaan telah membaik dengan
diterapkannya konsep sistem pertanian organik terpadu ( Integrated Organic System).
1.2.
Deskripsi Kegiatan Bisnis
|
Gambar
2. Bagan atau alur proses produksi budidaya padi yang dilakukan di P4S Antanan
A.
Pengolahan Tanah
Pengolahan
tanah pada lahan ini yaitu untuk padi sawah. Dan P4S ANTANAN mengolah tanah
dengan cara membajak sawah dengan traktor. Agar tanah menjadi halus dan lunak.
Pengolahan tanah bertujuan untuk memecah
bongkahan-bongkahan tanah sawah sedemikian rupa hingga menjadi lumpur lunak dan
sangat halus. Selain kehalusan tanah, ketersediaan air yang cukup harus
diperhatikan. Bila air dalam areal penanaman cukup banyak akan makin banyak unsur
hara dalam koloid yang terlarut. Keadaan ini akan berakibat makin banyak unsur
hara yang dapat diserap akar tanaman. Tanah diolah dengan cara dibajak
menggunakan traktor.
1. Perbaikan Pematang
Memperbaiki pematang sawah agar lahan sawah tidak bocor dan tidak ditumbuhi
tanaman liar untuk menghindari tikus bersarang di pematang sawah. Perbaikan
pematang sawah dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pencangkulan untuk bagian
sawah yang tidak dapat dijangkau oleh bajak.
2.
Bajak Sawah
Tujuan bajak sawah pada budi daya padi sawah adalah mengubah sifat fisik
tanah agar lapisan atas yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Proses
awal pengolahan lahan adalah dengan dibajak
untuk membalikkan tanah dan memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan
juga menghancurkan gulma setelah sebelumnya lahan digenangi air selama beberapa
hari agar tanahnya menjadi lunak. Proses ini dapat dilakukan secara tradisional
dengan menggunakan kerbau atau sapi maupun secara modern dengan menggunakan
traktor.
3.
Ngangler
Ngangler adalah kegiatan perendaman tanah sawah dengan tujuan membusukan
jerami sisa panen dan Kompos dapat ditebarkan sambil menunggu bibit siap.
4.
Penggaruan
Penggaruan adalah pekerjaan
memperhalus butiran tanah sehingga menjadi lumpur juga sekaligus bertujuan
untuk meratakan lahan dan menyebarkan jerami keseluruh bagian tanah olahan.
5. Nyorong
Setelah selesai penggaruan, disusul dengan perataan tanah (nyorongan) yang
bertujuan untuk meratakan permukaan tanah yang tidak terjangkau oleh permukaan
air.
6.
Nyaplak
Pekerjaan terakhir di lahan untuk persiapan penanaman
adalah pembuatan tanda lokasi penanaman bibit yang berjarak minimal 25 cm atau
lebih (pencaplakan). Dengan teraturnya penanaman padi akan memudahkan dalam
penyiangan secara mekanis pada waktu pemeliharaan. Penandaan titik penanaman
ini selain dengan membuat garis-garis di tanah menggunakan alat yang bisa
dibuat secara sederhana dari kayu atau bambu dapat juga menggunakan tali yang
diberi tanda.
B.
Pemberian Bokashi
Bokashi pupuk kandang arang ditaburkan ke lahan tanah sawah sebelum
dilakukan proses perataan tanah dengan dosis 2 ton/ha. Alat dan bahan yang
digunakan dalam pembuatan bokashi pupuk kandang arang adalah ember, gembor,
cangkul, karung goni bekas, kotoran ternak, arang sekam, dedak halus, air
secukupnya, EM-4 dan molasses.
C.
Pengadaan Benih
Benih yang digunakan berasal dari varietas unggul yang bermutu dengan
criteria berasal dari varietas murni, daya tumbuh 90%, bernas, kering, sehat,
bebas dari bibit penyakit dan bebas dari campuran biji rerumputan yang tidak
dikehendaki. Benih yang digunakan yaitu varietas Situbagendit.
D. Pembenihan
Sebelum disemaikan benih dikecambahkan terlebih dahulu dengan cara benih
dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam selama 2 malam supaya
perkecambahan benih bersamaan. Benih yang terapung harus dibuang, kemudian
diperam dalam tumpukan jerami selama 2 malam. Setelah benih berkecambah, benih
siap untuk disemaikan.
E. Persemaian
Benih padi disemaikan pada media kering dengan memanfaatkan halaman rumah
sehingga benih lebih mudah dikontrol. Persemaian kering dibuat dengan cara
mencampurkan bokashi pupuk kandang ditumpuk sebanyak 1 ember, ditambah arang
sekam 2 ember, bokashi pupuk kandang ½ ember lalu diaduk secara merata. Hasil
campuran media persemaian ditumpuk di atas kertas semen dengan ketebalan kurang
lebih 4 cm dan diratakan sesuai dengan ukuran kertas semen. Benih padi ditebar
di atas media persemaian secara merata kemudian di tutup 1 cm dengan bahan
persemaian. Lalu disiram dengan air secara merata sampai media persemaian dalam
keadaan lembab kemudian di tutup dengan menggunakan karung goni bekas.
F. Penanaman
Penanaman dilakukan ketika lahan dan bibit telah memenuhi syarat untuk
ditanami. Syarat bibit yang baik untuk ditanami adalah setinggi 10-15 cm dan
memiliki 4-5 helai daun, bebas dari hama dan penyakit serta jenisnya seragam.
Bibit pada persemaian dicabut dengan hati-hati tanpa merusak perakaran tanaman,
dikumpulkan kemudian diikat untuk dibawa ke lahan yang akan ditanami. Sebelum
lahan ditanami pencaplakan dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan jarak
tanam. Bibit padi ditanam dengan system legowo dengan jarak tanam 30 cm x 25 cm
x 12,5 cm.
G. Pemeliharaan
a.
Penyiangan
Penyiangan bertujuan agar tanaman padi dapat tumbuh dengan sempurna
sehingga produktivitasnya menjadi tinggi. Penyiangan dilakukan pada saat
tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan 42 hari setelah tanam dengan mencabut
gulma yang tumbuh kemudian dibenamkan di antara rumpun padi sehingga dapat
menjadi sumber hara bagi tanah dan tanaman.
b.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan awal tanam dan setelah penyiangan yaitu 21 hari setelah
tanam dan 42 hari setelah tanam. Pemupukan dasar dilakukan dengan menaburkan
pupuk Urea dengan dosis 62 kg/ha, SP36 75 kg/ha, dan KCL 25 kg/ha. Pemupukan
susulan pertama dengan menaburkan pupuk Urea 62 kg/ha, dan KCL 25 kg/ha.
Kemudian dilanjutkan dengan pemupukan susulan kedua dengan dosis Urea 63,5
kg/ha dan KCL 25 kg/ha.
c.
Pengendalian
hama dan penyakit
Hama dan penyakit dikendalikan secara hayati dan nabati yang ramah
lingkungan. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi dikendalikan dengan menyemprotkan
pestisida nabati atau EM5 dengan konsentrasi 20 cc/liter air.
H. Panen
dan Pasca Pasca panen
- Panen
Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah memenuhi syarat untuk di panen.
Adapun syarat padi yang sudah bisa di panen yaitu telah menguning di atas 90%
atau telah cukup umur dan tangkainya sudah menunduk. Untuk memastikan padi yang
sudah siap di panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirnya sudah
keras berisi maka saat itu paling tepat untuk di panen. Padi di panen dengan
menggunakan sabit dan batang disisakan 5-10 cm di atas permukaan tanah.
Setelah pemanenan, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Perontokan
dilakukan dengan alat perontok bertenaga manusia. Adapun cara perontokan dengan
alat ini adalah dengan cara batang padi dipukul-pukulkan ke kayu hingga padi
berjatuhan. Untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan
harus diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran plastic (terpal). Dengan
alas tersebut maka seluruh gabah diharapkan dapat tertampung.
Setelah dirontokkan butir-butir gabah dibersihkan dari sisa-sisa batang
padi, kemudian dikumpulkan untuk dimasukkan ke dalam karung dan dibawa pada
gudang penyimpanan sementara.
- Pasca panen
Kegiatan pasca panen merupakan perlakuan padi setelah di panen yaitu
meliputi pengeringan dan penyimpanan. Pengeringan bertujuan agar gabah tetap
utuh dan tidak berjamur sementara itu penyimpanan dilakukan hanya bersifat
sementara apabila padi langsung terjual maka gabah tidak perlu disimpan di
gudang penyimpanan sementara.
Pengeringan gabah dilakukan di bawah sinar matahari. Gabah yang dikeringkan
ini dihamparkan di atas lantai semen terbuka yang di alas dengan terpal agar
gabah tidak tercampur dengan tanah ataupun kotoran lainnya. Lamanya penjemuran
tergantung pada kondisi cuaca. Bila cuaca cerah dan namun bila keadaan cuaca
yang kurang mendukung (terkadang mendung dan gerimis) maka penjemuran dapat
berlangsung lebih lama.
4.2.2. Deskripsi
Produk
Produk yang dihasilkan di P4S Antanan yaitu padi yang di
jual dalam bentuk gabah basah dan gabah kering serta beras. Produk yang di jual yaitu padi yang berkualitas.
4.2.3. Deskripsi
pelanggan
Pelanggan atau pembeli padi ini yaitu kalangan umum yang berasal dari luar
daerah dan juga masyarakat sekitar.
Seperti dari daerah luar kota bogor ataupun dari daerah jawa yang lain.
4.2.4. Deskripsi pemasok bahan baku
Bahan baku produksi merupakan benih tanaman padi yang berasal dari daerah
Bogor. Sedangkan untuk pestisida dan pupuk organik dibeli dari toko pertanian
yang berada di wilayah Bogor dan juga
bisa dibuat sendiri. Pestisida yang dibuat sendiri berasal dari air penyiraman
pembuatan arang sekam. Sedangkan pupuk
organik berasal dari jerami tanaman padi itu sendiri dan pupuk kandang berasal
dari kotoran ternak yang dibudidayakan di perusahan tersebut.
4.2.5. Deskripsi
Kegiatan Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu tindakan yang paling menentukan suatu usaha,
permintaan akan padi ini terus menereus meningkat. Daerah pemasaran padi masih
diwilayah jabotabek. Padi maupun beras yang dipasarkan oleh P4S Antanan
tergantung pesanan yaitu mulai dari 20 kg, 50 kg, 100 kg dan seterusnya.
Apabila pesanan diatas 100 kg bisa diantar langsung ketempat pembeli jika masih
berasa didaerah bogor. Harga yang ditetapakan yaitu sesuai dengan harga pasar
yang berlaku.
4.3. Analisis Lingkungan Strategik
Dalam laporan tugas akhir, analisis SWOT merupakan suatu
cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan dan strategi
yang efektif bagi perusahaan. Analisis
ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Adapun ke
empat strategi tersebut adalah :
a)
Strategi
SO (Strenghts – Opportunities), atau sering disebut strategi agresif
b)
Strategi
WO (Weaknesses – Opportunities), atau strategi diversifikasi jangka panjang
c)
Strategi
ST (Strenghts – Treaths), atau strategi meminimalkan kelemahan untuk merebut
peluang.
d)
Strategi
WT (Weaknesses – Treaths), atau strategi defensive.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada matrik berikut ini
Tabel 5. Analisis lingkungan strategik di P4S Antanan
IFAS
EFAS
|
Kekuatan (Strengths)
|
Kelemahan (Weaknes)
|
a. Memiliki SDM dan SDA yang berkualitas
b. Bahan baku yang mudah didapat dan dekat dengan lokasi
perusahaan
c. Keadaan lahan yang subur, dan mempunyai panorama alam
yang indah
d. Sebagi pusat pendidikan dan pelatihan organik terpadu
tanpa limbah terbuang
e. Menjalin pola kemitraan yang baik
f. Produksi yang lebih besar dari pesaing sehingga penjualannya bisa
lebih besar
|
a. Pengembalian investasi yang lama
b. Produksi yang dihasilkan kurang berkualitas
c. Struktur organisasi belum berjalan dengan baik
|
|
Peluang (Opportunities)
|
Strategi (SO)
|
Strategi (WO)
|
a.
Prospek pasar
yang tinggi
b.
Ketelitian
masyarakat mengkonsumsi produk pertanian organik
c.
Perkembangan
teknologi dibidang informasi, komunikasi serta transportasi.
|
a. Memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pertanian organik.
b. Memanfaatkan teknologi untuk promosi dan penjualan
produksi melalui media elektronik, cetak dan internet
|
a. Meningkatkan produksi melalaui pengembangan khusus yang
akan menguntungkan perusahaan
b.Memanfaatkan
peluang pasar dengan memperluas lahan
|
Ancaman (Threats)
|
Strategi (ST)
|
Strategi (WT)
|
a. Jumlah pesaing yang sama semakin banyak
b. Keadaan alam yang sulit diprediksi
|
a.
Labeling produk dengan
memberikan label secara spesifik seperti merek,logo dan isi kandungan produk
b.
Mempertahankan
loyalitas & meningkatkan kualitas SDM melaui program pelatihan rutin
dibidang produksi dan pemasaran secara
berkesinambungan
c.
Optimal SDM yang
ada
|
a. meningkatkan kualitas produksi
dalam menghadapi pesaing
b. Mencari investor untuk bisa memberikan
pinjaman.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar